Meneropong Perekonomian Indonesia 2017

Ilustrasi
Ilustrasi | Candra/Annualreport.id

Tak  lama lagi, kita akan meninggalkan 2016 menuju tahun baru 2017. Banyak hal yang telah terjadi dalam perekonomian domestik maupun global. Menarik kiranya bagi kita untuk coba meneropong perihal perekonomian Indonesia di 2017, baik mengenai tantangan dan peluang serta segala kemungkinan yang akan terjadi pada 2017.

Seperti diketahui, Pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 menetapkan asumsi target pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2017 sebesar 5,1 persen. Target tersebut tentunya akan tergantung pada beberapa faktor.

Pertama, efektivitas kebijakan Pemerintah dalam memitigasi risiko ekonomi ke depan, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Kedua, keberhasilan reformasi ekonomi yang sudah berjalan selama dua tahun terakhir.

Salah satu tantangan domestik untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi adalah belum optimalnya pendapatan negara dari pajak, seiring dengan perlambatan ekonomi Indonesia dan masih rendahnya basis pajak.

Di sisi lain, Pemerintah berencana untuk meningkatkan porsi anggaran belanjanya, khususnya untuk belanja infrastruktur, guna mengurangi kesenjangan infrastruktur antardaerah dan sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Akibatnya, defisit anggaran cenderung semakin melebar dan mendekati ambang batas yang ditetapkan dalam peraturan yang menyebutkan bahwa jumlah kumulatif defisit anggaran tidak dapat melebihi tiga persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) tahun berjalan.

Tantangan domestik lainnya adalah aktivitas sektor swasta yang relatif masih stagnan sampai dengan triwulan II tahun 2016. Salah satunya tercermin dari pertumbuhan kredit yang lambat. Selain itu, peningkatan non performing loan (NPL) di sektor perbankan merupakan salah satu risiko yang perlu diawasi secara ketat oleh Pemerintah.

Dengan ruang gerak Pemerintah yang semakin terbatas, penurunan pendapatan pajak menyebabkan Pemerintah tidak dapat leluasa dalam meningkatkan belanjanya. Maka peran sektor swasta sebagai sumber pertumbuhan ekonomi perlu terus didorong dan ditingkatkan.

Di sisi eksternal, risiko terbesar bagi perekonomian Indonesia diperkirakan masih berasal dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Amerika Serikat (AS).

Perlambatan ekonomi RRT yang terjadi sejak akhir tahun lalu diperkirakan masih akan terjadi selama beberapa waktu ke depan. Sebagai negara importir terbesar kedua di dunia, perlambatan ekonomi di RRT tidak hanya merugikan mitra dagangnya secara langsung, namun juga menyebabkan penurunan permintaan dunia secara keseluruhan, yang akhirnya dapat berujung pada perlambatan ekonomi global.

Kebijakan yang akan diambil oleh Pemerintah RRT di tengah kondisi global yang melemah, serta sejauh mana kebijakan tersebut akan efektif mengurangi perlambatan ekonomi tersebut, perlu dipantau oleh Pemerintah Indonesia agar dapat menyusun kebijakan antisipasi yang tepat.

Sementara itu, di Amerika Serikat, banyak yang masih menunggu akan kebijakan dari Presiden terpilih. Untuk itu, Pemerintah perlu menyiapkan berbagai kebijakan antisipatif agar dapat meminimalkan dampak negatif yang mungkin akan terjadi.

Terpilihnya Trump dari partai Republik sebagai presiden AS tentu akan berimplikasi signifikan terhadap ekonomi global, tidak hanya pada perekonomian AS dan tanpa terkecuali Indonesia. Kebijakan dalam proposal yang diajukan Trump dengan memangkas pajak bagi kalangan berpenghasilan tinggi tentunya akan mengurangi penerimaan pendapatan Pemerintah AS.

Di satu sisi, kebijakan ini diharapkan mampu mendorong perekonomian dengan memberikan insentif bagi sektor swasta untuk meningkatkan usahanya. Di sisi lain, kebijakan ini akan bertentangan dengan ketimpangan pendapatan yang terjadi di AS yang semakin lama semakin melebar.

Proposal kebijakan Trump lainnya, misalkan dalam bidang perdagangan yang cenderung proteksionis agresif terhadap perdagangan Meksiko dan RRT, sehingga memberikan dampak negatif terhadap aktivitas ekspor impor kedua negara tersebut. Kebijakan imigrasi yang diusulkan Trump juga akan berdampak pada pasar tenaga kerja.

Proposal Trump yang cenderung membawa ekonomi AS lebih tertutup akan menyebabkan tingkat ketidakpastian dalam ekonomi AS dan global semakin meningkat. (DD)