Meskipun tahun 2016 kondisi ekonomi global dan dalam negeri tidak menentu, namun setidaknya ada 16 emiten baru yang tercatat di bursa. Secara umum emiten-emiten baru itu berdampak positif terhadap kondisi perekonomian domestik, lebih khususnya lagi terhadap kinerja masing-masing perusahaan.
Dari uraian dibawah ini bisa tergambar pencapaian perusahaan-perusahaan pasca melakukan IPO. Berikut adalah daftar perusahaan yang go public di tahun 2016 ini yang dirangkum dari berbagai sumber;
1. PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO). ARTO menjadi emiten pertama yang melantai di BEI -pada (12-1-2016). Total saham yang dicatat di BEI sebanyak 1,19 miliar lembar. Harga penawarannya sebesar Rp132 per saham, dengan raihan dana mencapai Rp31,85 miliar. Hingga tutup tahun harga sahamnya terus bergerak mencapai nilai Rp141 atau naik 6,82 persen dibandingkan harga penawaran.
2. PT Mitra Pemuda Tbk (MTRA). MTRA menjadi emiten kedua yang melantai di bursa tahun ini. Resmi tercatat di BEI pada (10-2-2016), MTRA melepas sebanyak 170 juta saham baru atau 21,25 persen. Harga penawarannya sebesar Rp185 per saham, dan mendulang perolehan dana hingga Rp31,45 miliar. Hingga (21-12-2016) harga sahamnya mengalami rebound sebesar Rp300 per saham atau 62,12 persen.
3. PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI). Saham perusahaan milik Erick Tohir yang bergerak di bisnis penyiaran ini juga mengalami kenaikan sepanjang tahun 2016. Di tahun ini perseroan berhasil mengantongi dana segar dari IPO sebesar Rp78,78 miliar dengan kapitalisasi pasar Rp393,94 miliar. Harga perdana saham MARI ditawarkan seharga Rp750 per saham. Di pengujung tahun harga sahamnya naik menjadi Rp975 per saham atau naik 30 persen.
4. PT Bank Ganesha Tbk (BGTG). BGTG resmi melepas saham sebanyak 5.372.320.000 saham atau 60,44 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. BGTG mendulang perolehan dana dari IPO sebesar Rp553,35 miliar. Namun pada Desember 2016 harganya mengalami penurunan sebesar 27,18 persen atau dari Rp103 per saham menjadi Rp75 per saham.
5. PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR). Sejak resmi melepaskan 1,60 miliar sahamnya ke public pada Mei 2016, dengan harga saham sebesar Rp1.500 per saham, POWR mendulang perolehan dana dari IPO sebesar Rp2,4 triliun. Namun pada (21-12-2016) harga sahamnya sebesar Rp1.285 per saham atau turun 14,33 persen dibandingkan harga penawaran.
6. PT Silo Maritime Perdana Tbk (SHIP). SHIP resmi tercatat di BEI pada Kamis (16/6/2016) dan melepas 500 juta lembar saham senilai Rp70 miliar. Harga sahamnya ditawarkan sebesar Rp140 per saham. Pada Desember harga sahamnya sebesar Rp494 per saham atau naik 252,86 persen dibandingkan harga penawaran.
7. PT Duta Inti Daya Tbk (DAYA). DAYA mencatatkan IPO di bursa pada Selasa (28/6/2016), dengan melepas sebanyak 478,04 juta saham atau 23 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Harga penawarannya sebesar Rp180 per saham, dan dana perolehannya mencapai Rp86,04 miliar. Pada 21 Desember 2016 harga sahamnya sebesar Rp191 per saham atau naik 6,11 persen dibandingkan harga penawaran.
8. PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (JGLE). Pengelola tempat wisata ini melepas 2,3 miliar saham baru atau setara dengan 10,19 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Anak usaha Grup Bakrie ini menetapkan harga IPO sebesar Rp140 per saham dan mendulang raihan dana sebesar Rp322 miliar. Pada 21 Desember 2016 harga sahamnya sebesar Rp398 per saham atau naik 184,29 persen dibandingkan harga penawaran.
9. PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA). OASA, perusahaan konstruksi spesialis pembangunan menara telekomunikasi ini resmi tercatat di bursa pada Senin (18/7/2016). Melepas 160 juta saham ke publik dengan harga penawaran Rp 190 per saham, total dana yang diraih mencapai Rp 30,4 miliar. Pada 21 Desember 2016 harga sahamnya sebesar Rp 292 per saham atau naik 8,15 persen dibandingkan harga penawaran.
10. PT Capital Financial Indonesia Tbk (CASA). CASA resmi melantai pada Selasa (19/7/2016). CASA melepas sebanyak 5,5 juta saham atau setara 47,61persen. Harga saham ditawarkan senilai Rp130 per saham. Adapun perolehan dananya mencapai Rp715 miliar. Pada 21 Desember 2016 harga sahamnya sebesar Rp440 per saham atau naik 238,46 persen dibandingkan harga penawaran.
11. PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP). Perusahaan pelat merah di bidang konstruksi resmi tercatat di BEI pada Selasa (20/9/2016). Perusahaan pembuat beton cetak ini melepas sebanyak 10,54 miliar lembar saham baru hasil IPO, dengan raihan dana sebesar Rp5,1 triliun. Harga penawaran sahamnya sebesar Rp490 per saham. Per Desember 2016 harga sahamnya naik menjadi Rp545 per saham, atau naik 11,22 persen dibandingkan harga penawaran.
12. PT Indo Komoditi Korpora Tbk (INCF). INCF resmi melakukan pencatatan saham kembali (relisting) BEI pada Selasa (27/9/2016). Harga penawarannya sebesar Rp123 per saham, dan langsung mengalami kenaikan 0,72 persen menjadi Rp278 pada hari relisting. Total saham yang ditawarkan sebanyak 1,438 miliar saham, terdiri dari saham Seri A sebanyak 61,32 juta saham, dan saham Seri B sebanyak 1,37 miliar saham. Pada Desember 2016 harga sahamnya Rp448 per saham, atau naik 264,23 persen dibandingkan harga penawaran.
13. PT Paramita Bangun Sarana Tbk (PBSA). PBSA resmi melantai di BEI tahun ini. Perusahaan ini melepas 300 juta saham dengan nilai nominal sebesar Rp1.200 per saham. Harga penawaran sahamnya sebesar Rp1.350 per saham, dan mendulang perolehan dana Rp360 miliar. Namun pada Desember 2016 harga sahamnya Rp1.290 per saham, atau turun 4,44 persen dibandingkan harga penawaran.
14. PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII). Perusahaan ini resmi tercatat di BEI pada Rabu (28/9/2016). Adapun jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 766.660.000 lembar dengan nilai Rp500 dan harga penawaran Rp1.100 per saham. Raihan dana dari IPO itu sebesar Rp843,32 miliar. Pada tanggal 21 Desember 2016 harga sahamnya Rp950 per saham, atau turun 13,64 persen dibandingkan harga penawaran.
15. PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA). Laboratorium Prodia atau PRDA resmi tercatat di BEI pada Rabu (7/12/2016) dan menjadi emiten ke-538 dari total emiten. Adapun jumlah saham yang dilepas sebesar 187,5 juta saham atau setara 20 persen dari total saham perusahaan. Harga saham yang ditawarkan kepada investor sebesar Rp6.500 per lembar saham. Dana yang berhasil diraih dari IPO ini mencapai Rp1,22 triliun. Namun nilai sahamnya mengalami penurunan menjadi Rp5.125 per saham, atau turun 21,15 persen dibandingkan harga penawaran.
16. PT Bintang Oto Global (BOGA). BOGA resmi tercatat di BEI pada Senin (19/12/2016). BOGA melepas 1,8 miliar saham ke publik dengan nilai nominal Rp100. Perseroan menetapkan harga penawaran saham sebesar Rp103 per saham. Total dana yang diraup dari hasil IPO sebesar Rp185,40 miliar. Namun, saham BOGA sempat terkena auto rejection, yaitu penolakan secara otomatis oleh Jakarta Automatic Trading System (JATS) terhadap penawaran jual dan permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS sebagai akibat dilampauinya batasan harga yang ditetapkan oleh BEI. Pada tanggal 21 Desember 2016 harga sahamnya Rp294 per saham, atau naik 185,44 persen dibandingkan harga penawaran. (DD/IRM)