BRI dengan BRIsat-nya telah menorehkan tinta emas sejarah era baru infrastruktur teknologi komunikasi perbankan nasional dalam mengatasi kendala terkait penguasaan informasi perbankan yang masih menjadi persoalan klasik di masyarakat Indonesia.
BRIsat seharga Rp3,375 triliun menjadi satelit perbankan yang dimiliki dan dioperasikan pertama kali di dunia oleh perusahaan perbankan. Satelit ini mampu menjangkau wilayah Indonesia, ASEAN, Asia Timur termasuk sebagian China, Laut Pasifik termasuk Hawaii dan Australia Barat.
BRIsat menjadi cermin kesungguhan bank BRI untuk melakukan lompatan pencapaian dalam mendedikasikan sistem pelayanan yang berkualitas, di tengah berbagai keluhan lamban dan kurang efektifnya jejaring komunikasi dalam mendukung pelayanan perbankan yang berkualitas.
Belum hilang dari ingatan kita bagaimana BRI terpilih sebagai Best Bank in Indonesia 2016 dalam ajang Worlds Best Emerging Markets Banks in Asia Pacific 2016, yang dilakukan Global Finance, di mana para pemenang mendapatkan kehormatan dalam sebuah seremoni penghargaan Global Finances Worlds Best Banks 2016 Awards Ceremony, yang akan berlangsung saat pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) atau World Bank pada 8 Oktober mendatang di The National Press Club, Washington DC, Amerika Serikat.
Sepanjang 2015, BRI juga telah menerima banyak penghargaan di antaranya dari The Asian Banker berupa Best Microfinance Business 2015; The Best Domestic Bank in Indonesia 2015 dari penghargaan Asiamoney Award 2015; serta Bank of The Year 2015 Indonesia dari The Banker London.
Hal tersebut menandakan budaya dan sipirit kompetitif Bank BRI mengalami kemajuan yang signifikan di mata publik. Selama 5 tahun terakhir ini, kinerja Bank BRI tumbuh sehat dan berkesinambungan, dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) atau rata-rata pertumbuhan tahunan sebanyak double digit di atas 10% sejak tahun 2011. Bahkan kinerja Bank BRI dalam kurun waktu 5 tahun yang berakhir pada Desember 2015, laba bersih tercatat sebesar Rp25,2 triliun, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sebanyak 13,7%.
Aset berada di posisi Rp846,0 triliun, atau tumbuh rata-rata 16,7% per tahun. Di mana lebih dari 85% nya merupakan asset produktif. Capaian tersebut tidak akan terwujud, jika tidak ada spirit untuk membangun manajemen pelayanan yang inklusif dan terukur langsung di hadapan rakyat. (Foto: bri.co.id)