BRI, BRIsat, dan Nilai Patriotisme di Dalamnya

Ilustrasi Satelit BRISat
Ilustrasi Satelit BRISat | annualreport.id

“Cinq, quatre, trois, deux, un, zéro...” terdengar suara Direktur Operasi Arianespace yang mengendalikan kegiatan peluncuran roket di ruang kontrol Jupiter, Guina Space Centre, Guiana Space Centre, Korou, French Guyana, Amerika Selatan, menghitung mundur. Booster yang berada tepat di bagian bawah roket Ariane 5 pun meledak, berganti dengan pijaran api yang dahsyat. Suaranya bergemuruh hebat memenuhi jagad. Tiba-tiba roket itu melesat cepat ke angkasa, menyisakan asap yang bergulung-gulung seperti awan panas yang keluar dari kawah gunung berapi.

Roket Ariane 5 membawa satelit milik PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, BRIsat, menuju orbit geostasioner di slot 150,5 E, dengan lokasi 36.000 km di atas ekuator atau tepatnya di langit Papua, Indonesia. Ya, BRIsat adalah satu-satunya satelit di dunia yang dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan yang bergerak di sektor perbankan. Bersama-sama tim BRI dari Indonesia, hari itu, tepatnya 18 Juni 2016, atau pertengahan bulan Ramadhan, pukul 18.38 waktu Korou atau pukul 4.50 waktu Indonesia.

Rhenald Kasali, akademisi dan praktisi bisnis, menyebut kesuksesan peluncuran satelit ini boleh dibilang sebagai hadiah Lebaran yang bagus buat bangsa Indonesia dari BUMN-nya. Keputusan untuk memiliki satelit sendiri itu merupakan keputusan besar dan spektakuler. 

Rhenald menilai, orang-orang di BRI bukanlah orang-orang penakut. Terutama Sang Dirut BRI, Asmawi Syam yang pernah mendapat penghargaan sebagai orang yang “Melakukan Tugas Melampaui Batas Kemampuannya”, ketika ia mengawal BRI di masa-masa sulit saat bertugas di masa peralihan Timor Leste.

Ketika itu, tahun 1999, BRI tinggal menjadi satu-satunya bank milik NKRI yang masih buka di Timor Leste. Padahal satu persatu pegawainya sudah hidup dalam ancaman kematian. “Kalau saja ia penakut, sudah pasti cabang itu ia tutup, kembali ke kantor wilayahnya di Denpasar yang jauh lebih nyaman. Namun akibatnya daya dukung pasukan tempur RI di sana tak ada yang membiayai,” kata Rhenald.