Smart city dianggap sebagai solusi dalam mengatasi kemacetan yang merayap, sampah yang berserakan, ataupun pemantau kondisi lingkungan di suatu tempat. Perjalanan menuju konsep smart city ini juga sudah mulai berjalan pelan-pelan.
Dukungan aplikasi yang terus berkembang dan terciptanya ekosistem kreatif di bidang teknologi, merupakan langkah awal yang baik menuju kota cerdas.
Belakangan, banyak korporasi yang berlomba-lomba untuk mendukung program smart city. Bukan hanya perusahaan operator atau perusahaan IT, namun hampir dari segala sektor industri turut mendukung program smart city tersebut.
Salah satu yang mendukung penuh berdirinya smart city adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. atau Telkom.
Dari laman Kominfo.go.id, diketahui, Telkom Indonesia mendukung terwujudnya “kota cerdas” dengan membangun infrastruktur telekomunikasi pendukungnya seperti fiber optik, pusat-pusat pemancar Wi-fi, serta meningkatkankan teknlogi 3G/HSDPA untuk mendukung jaringan broadband.
Beberapa layanan yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dan masyarakat setempat dalam program smart city di antaranya berupa e-office, e-kelurahan, e-puskesmas hingga media pengaduan masyarakat yang dibuat secara digital berbasis website dan mobile.
Beberapa kota besar di Indonesia yang mendapatkan dukungan Telkom antara lain, Makasar, Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Malang.
Perusahaan lain yang turut mendukung terwujudnya kota cerdas ini adalah PT Aplikanusa Lintararta, perusahaan yang bergerak di bidang Jasa Komunikasi dan Data. Presiden Direktur Lintasarta Arya Damar mengatakan, Lintasarta memiliki sejumlah platform yang mendukung penerapan smart city, di antaranya adalah Intelligence Command Center (ICC) dan Intelligence Video Analytics (IVA). ICC merupakan ruang kendali terpadu yang menampilkan informasi dari berbagai aplikasi di internal SKPD. serta masukan langsung dari masyarakat (melalui media sosial, call center, dan aplikasi tanggap darurat).
Sementara IVA memaksimalkan infrastruktur TI daerah seperti CCTV untuk fungsi pengawasan serta penegakan hukum di lingkungan masyarakat melalui komponen intelligence computing. Solusi-solusi di atas dapat mendukung pemimpin daerah cepat dalam mengambil sebuah keputusan dalam rangka percepatan pembangunan daerah.
“Dengan smart city warga bisa mendapatkan tranparansi anggaran melalui aplikasi e-budgeting. Warga juga bisa menyampaikan keluhan melalui aplikasi Lapor! atau aplikasi Qlue yang sebenarnya telah tersedia di toko aplikasi PlayStore,” kata Arya Damar.
Korporasi lain yang turut mendukung terwujudnya smart city adalah PT XL Axiata Tbk. (XL). Dalam hal ini, XL merangkul para mahasiswa untuk menumbuhkan minat mereka dalam berpartisipasi menciptakan solusi digital atas masalah di lingkungan terdekatnya.
Minat para mahasiswa begitu tinggi, terlihat dari banyaknya proposal untuk mengikuti kompetisi “Digital Leaders” Solusi Smart city XL dengan tema “Smart Digitizing Your City” yang diselenggarakan oleh XL.
Ada tiga kategori Solusi Smart city XL dalam kompetisi ini. Pertama, e-public service atau bagaimana meningkatkan layanan publik di kotanya secara digital. Kedua, e-governance yakni bagaimana birokrasi dilakukan dengan efektif lewat digitalisasi.
Ketiga, e-financial atau menggeliatkan sektor finansial dengan inovasi digital. Dari jumlah proposal inovasi yang masuk, sebagian besar atau 70 persen peserta, berkompetisi dalam kategori e-public service, 20 persen memilih kategori e-finance, dan 10 persen e-governance. (DD)