Bandung, Ibukota Priangan yang cantik dan elok. Sejak zaman Penjajahan, sudah menjadi buah bibir. Kian hari, kian banyak pendatang, hingga Kota Kembang ini mewujud menjadi kota urban dengan segala permasalahannya. Kemacetan melilit di ruas-ruas jalan utamanya. Sampah menggunung di mana-mana. Banjir kerap membayangi. Belum lagi polusi udara yang semakin tinggi, dan masih banyak lagi permasalahan lainnya.
Pemerintah Kota Bandung bekerja keras mencari jalan keluar. Tujuannya satu, bagaimana penduduk dan pendatang Kota Kembang itu tetap merasa nyaman, aman, dan bahagia.
Di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil, Bandung bertransformasi menjadi kota yang pintar atau smart city. Keberhasilan Ibukota Jawa Barat menjadi Smart city ini terbukti dengan terpilihnya Bandung sebagai salah satu 6 besar finalis World Smart City Award 2015 yang digelar oleh World Smart City Organisation di Barcelona, November 2015 lalu.
Lewat akun Facebook pribadinya, Walikota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, jika Bandung bersaing dengan kota Moskow, Dubai, Buenos Aires, Curitiba dan Peterborough.
Penyelenggara World Smart City OrganiZation menganggap Kota Bandung banyak memberikan ruang terhadap warganya untuk bisa mengawsi pembangunan kota dengan cara inovasi.
“Kota Bandung diapresiasi karena banyak memberikan ruang warga untuk berinterkasi aktif dalam mengawasi pembangunan kota dengan inovasi ‘connected citizens: encouraging participatory governance’,” kata Ridwan Kamil mengungkapkan.
Smart city yang digagas Ridwan Kamil adalah bagaimana menggunakan teknologi internet sebagai modal yang sangat berharga dalam pelayanan dan mengontrol kinerja pemerintah. Kini, masyarakat Bandung dapat membayar pajak, membuat perizinan, maupun akta secara daring. Inovasi itu digunakan untuk menyelesaikan masalah secara cepat, mudah, dan hemat anggaran.
Ridwan Kamil sendiri menjelaskan, konsep smart city yang di tawarkan oleh Bandung antara lain, citizen complaint online, rapor camat atau lurah oleh warga (SIP), monitoring program kerja Pemkot (Silakip), Perizinan Online (Hay.U), komunikasi aktif warga melalui akun Twitter tiap Dinas dan lain-lain.
Dengan adanya teknologi tersebut, menurut Ridwan Kamil, warga akan dengan mudah mengontrol kinerja aparat pemerintahan dan dapat melapor langsung melalui media sosial.
Konsep smart city ini banyak mempermudah penyelesaian masalah baik yang berhubungan dengan kebijakan, tata kota, pelayanan, bahkan kinerja aparat pemerintah, SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah) pun wajib memiliki akun media sosial seperti Twitter dan Facebook agar bisa dijangkau warga.
Konsep ini juga mengajarkan masyarakat dan aparat pemerintah untuk lebih melek teknologi dan dapat bekerja secara efektif dan efisien. Selain diwajibkannya SKPD memiliki akun media sosial, pemerintah kota Bandung juga membuat pusat kendali yang disebut BCC (Bandung Command Center).
Pusat kendali BCC dibuat agar pelayanan lebih efektif dan efisien. Walikota pun akan lebih mudah mengontrol aparatur lain di bawahnya. Ditambah lagi, Walikota dapat berhubungan langsung dengan masyarakat melalui laporan-laporan yang dapat diterimanya di akun media sosial.
Melalui video yang diunggah Ridwan Kamil pada 16 Agustus 2016 kemarin, dikatakan, smart city bertujuan untuk membuat masyarakat bahagia sehingga index kebahagiaan masyarakat meningkat.
Katanya, Bandung yang menjadi kota terbesar ketiga di Indonesia yang memilki penduduk sekitar 2,5 juta jiwa sadar akan banyaknya manfaat yang didapatkan dari konsep smart city. (MMY)