Korporasi Nasional Bertahan di Bawah Tekanan Perekonomian Global

Ilustrasi
Ilustrasi | Candra/Annualreport.id

Pada kuartal III 2016 ini, hampir 70-80 persen korporasi atau perusahaan telah melaporkan kinerja perusahaan mereka masing-masing, baik itu perusahaan swasta maupun perusahaan milik Pemerintah atau perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMD).

Dari hasil laporan mereka, terlihat cukup beragam yang disertai dengan alasan-alasan tertentu. Di sektor perbankan misalnya, rata-rata pelaku bisnis di sektor ini mengalami pertumbuhan yang cukup baik di kuartal III 2016. Sebut saja BRI, BNI, BTN, BCA, Bank Bukopin serta beberapa bank daerah seperti Bank DKI, Bank BJB, Bank Jatim dan lainnya. Namun ada juga salah satu pemain besar yang pada kuartal III 2016 ini, kurang bagus dari segi laba atau pendapatan mereka. Misalnya saja Bank Mandiri, yang tidak memperlihatkan pertumbuhan dari segi laba, namun memperlihatkan peningkatan yang cukup berarti dari segi kredit di kuartal III 2016 ini.    

Untuk sektor lain, seperti sektor infrastruktur dan lainnya cukup memperlihatkan hal yang positif. Namun dari sektor transportasi, seperti Garuda Indonesia, PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) dan PT Blue Bird Tbk (BIRD) tidak memperlihatkan tren positif di kuartal III 2016 ini. Sedangkan industri tambang, terbilang cukup bagus, hal tersebut sepeti yang diperlihatkan oleh Antam, Adaro Energy serta PT Timah.  

Langkah atau upaya PT Pertamina (Persero) dalam menghadapi tekanan ekonomi global cukup membuahkan hasil. Di mana pada kuartal III 2016 ini, Perusahaan minyak milik Pemerintah tersebut, berhasil meraih kenaikan laba bersih cukup signifikan hingga 209 persen dari USD914 juta pada kuartal III 2015 menjadi USD2,83 miliar pada kuartal III 2016.

Hal ini merupakan hasil dari efisiensi yang dilakukan Perseroan sejauh ini. Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, pendapatan (revenue) yang diperoleh Perseroan pada periode ini memang menurun menjadi USD26,6 miliar dari sebelumnya USD40 miliar pada kuartal III tahun sebelumnya. Namun, karena Pertamina melakukan efisiensi cukup besar maka laba bersih di akhir kuartal III 2016 meningkat.

“Kinerja bottom line (laba bersih) cukup bagus di-drive dengan efisiensi dan dengan terobosan yang menghasilkan value atau breakthrough project, sehingga kita bisa mencapai kinerja baik,” katanya.

Hingga September 2016, Pertamina berhasil melakukan efisiensi hingga USD1,6 miliar, dan mampu menghasilkan laba per september sebesar USD2,83 miliar. (DD)