Di ajang The BrandZ Top 50 Most Valuable Indonesian Brands 2016 yang dilaksanakan beberapa waktu lalu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kembali meraih peringkat pertama sebagai brand milik perusahaan publik paling bernilai di Indonesia. BCA unggul satu peringkat dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) yang menempati posisi kedua.
BCA berhasil menduduki peringkat pertama dengan nilai valuasi merek mencapai Rp136, 9 triliun atau US$9,92 miliar. Bahkan nilai tersebut hampir mendekati nilai merek di peringkat BrandZ Top 100 Most Valueable Global Brands. Artinya pada tahun 2016, BCA adalah kandidat kuat merek Indonesia pertama yang mampu masuk ke dalam peringkat global BrandZ.
“Kami sangat bangga mengumumkan BCA sebagai Top 50 Most Valueable Indonesian Brands, selamat untuk BCA dan saya pikir BCA juga mempunyai nilai yang cukup dekat dengan Top 100 Most Valueable Global Brands. Semoga saja di tahun mendatang jika BCA mau berinvestasi lebih terhadap mereknya, besar kemungkinan BCA masuk ke dalam daftar Top 100 Most Valueable Global Brands,” ujar WPP Chairperson Indonesia & Vietnam Rajanah Singh.
Sementara itu, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengaku cukup bangga dengan pencapaian yang telah dihasilkan Perseroan sejauh ini. “Berbagai aktivitas pemasaran yang dijalankan secara intensif dan efektif telah berhasil mendukung pengembangan bisnis BCA pada tahun 2015 dan 2016 serta mendorong BCA menjadi top of mind di mata nasabah dan masyarakat. Kami bersyukur upaya ini menghantarkan BCA kembali memperoleh peringkat pertama dari 50 brand paling bernilai di Indonesia berdasarkan penilaian dari perusahaan konsultan riset Millward Brown dan Wira Pamungkas Pariwara,” ujar Jahja.
Sebagai informasi, tahun lalu jarak nilai brand BCA ke Top 100 adalah US$1,126 miliar, sementara tahun ini berkurang menjadi US$1,095 miliar. Berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan, terlihat bahwa BCA memiliki reputasi kuat dalam hal diferensiasi dan inovasi di sektor perbankan. Kinerja positif yang berhasil diraih BCA adalah hal yang mengantarkan BCA memiliki nilai brand tertinggi.
BCA dinilai mampu mempertahankan posisinya yang solid dari tahun 2015 hingga semester I 2016. Dimana BCA mampu meminimalisasi dampak dari tantangan sektor keuangan dengan berusaha menjadi mitra konsumen dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu dalam strateginya, BCA juga bergabung dengan para retailer ternama untuk menawarkan potongan harga bagi pelanggan, juga meluncurkan beberapa inovasi seperti perbankan tanpa cabang (branchless banking) dan Sakuku serta aplikasi smartphone yang berfungsi sebagai dompet elektronik (e-wallet).
“Secara konsisten kami menerapkan kebijakan hati-hati yang diarahkan pada upaya mempertahankan kualitas kredit, menjaga permodalan yang kuat, dan mengelola posisi likuiditas yang sehat. Dengan posisi keuangan yang kokoh, BCA mampu memberikan dukungan bagi para nasabah, sekaligus menangkap berbagai peluang usaha untuk menopang pertumbuhan berkelanjutan,” tutup Jahja.(DD)