BNI Siap Mengarungi Tahun 2018

Ilustrasi
Ilustrasi | Nugroho/Annualreport.id

Dengan visi “Menjadi Lembaga Keuangan yang Unggul dalam Layanan dan Kinerja”, Bank BNI menjadikan layanan untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin kompleks, memberikan value kepada seluruh pemangku kepentingan, dan menjadi lembaga keuangan yang terintegrasi.

Karena itu, Bank BNI akan mengakuisisi perusahaan asset management. Tujuannya untuk menjaga kualitas kredit, meningkatkan rating bank dengan komposisi portfolio yang lebih baik, dan meningkatkan image bank. “Rencana akuisisi perusahaan asset management ini sejalan dengan pembentukan Holding Perbankan dan Jasa Keuangan,” kata Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Achmad Baiquni dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (7/12/2017).

Menurut Baiquni, holding ini sangat penting karena memiliki berbagai manfaat, seperti menghemat biaya produksi. Dengan adanya holding perbankan, maka bank BUMN bisa menghemat biaya untuk ATM bersama dan electronic data capture (EDC).

"Kedua, kalau bank ingin menghimpun dana bank bisa melakukan secara sendiri sendiri sekarang. Tapi kalau itu dilakukan holding dalam jumlah cukup besar itu akan mempengaruhi pricing dari pada dana tersebut," kata Baiquni seperti dilansir Merdeka.com, Rabu (20/9/2017).

Baiquni juga berharap holding BUMN perbankan bisa masuk 10 bank terbesar di Asia. "Tujuan holding kita ingin jadi pemain di regional dan pada saat itu kita posisi berapa tentu kita ingin di angka paling tidak 10 besar se-Asia," pungkasnya.

Berdasarkan data Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 Pemerintah, perkiraan kebutuhan pembiayaan infrastruktur sampai dengan tahun 2019 mencapai Rp4.800 triliun.

Dari kebutuhan pembiayaan itu, Bappenas memproyeksikan kurang lebih Rp1.000 triliun di antaranya akan dikontribusikan oleh BUMN.

“Bank BNI sebagai salah satu bank BUMN yang memiliki kapabilitas dalam pembiayaan infrastruktur berkomitmen mendukung program-program percepatan infrastruktur tersebut dengan tetap memperhatikan Credit Risk Management,” kata Baiquni. Hingga kuartal III 2017, Bank BNI telah menyalurkan kredit infrastruktur di segmen korporasi sebesar Rp92,4 triliun.

Sementara masuknya aliran dana dari tax amnesty ke perbankan dan lembaga keuangan lain pada awal tahun 2017 memberikan peluang bagi perbankan untuk meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK).

Di sini, Bank BNI dan anak usaha menawarkan kepada pemilik dana untuk mengelola dananya di BNI Group, mulai dari produk simpanan, tresuri, DPLK, investasi saham, reksa dana, pengelolaan dana berbasis syariah dan asuransi.

Alhasil, hingga kuartal ketiga 2017, DPK Bank BNI melalui realisasi giro mencapai Rp128,7 triliun atau tumbuh 31,6% (yoy). Sedangkan realisasi Tabungan BNI per 30 September 2017 mencapai Rp161,3 triliun atau tumbuh 13,4% (yoy).

Munculnya kawasan-kawasan industri baru di daerah diharapkan dapat meningkatkan perekonomian daerah. BNI saat ini memiliki 17 kantor wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia sehingga diharapkan dapat menangkap peluang di wilayah tersebut.

Selain itu, Bank BNI juga mengembangkan digital banking untuk meningkatkan customer experience, transaksi, dan penjualan. Mulai 2017 ini, Bank BNI mencanangkan program BNI Digination yang akan menjadi sebuah gerakan di seluruh wilayah operasional BNI untuk membantu percepatan literasi keuangan bagi masyarakat Indonesia, serta menambah semangat inovasi bagi start up di bidang keuangan.

Salah satu program Digination yang telah dilaksanakan, yaitu BNI Hackfest di Wilayah Makassar, Malang, Yogyakarta, Bandung dan Medan. Selain itu, untuk menumbuhkan bisnis digital, Bank BNI telah menyiapkan produk-produk digital antara lain UnikQu, BNI Kredit Digital (Digital Loan), dan lainnya.

“Perbankan harus menyederhanakan proses, karena fintech menawarkan kecepatan. Juga harus berinovasi, sekarang kita harus berinovasi bagaimana pastikan transaksinya itu di kita. Jadi kenapa harus pakai Go-Pay jika di kita aja bisa?” kata Direktur Bank BNI Anggoro E Cahyo saat menjadi pembicara pada acara seminar nasional Political Economy Outlook 2018 yang digelar di Shangri-La Hotel Jakarta, Rabu, (22/11/2017).

Perekonomian Indonesia yang diprediksi tumbuh 5,3-5,5% pun bakal menjadi modal yang baik bagi BNI untuk mengarungi tahun 2018. Harapannya, kredit dan DPK pun dapat tumbuh lebih baik lagi. “Proyeksi pertumbuhan kredit tahun 2018 sebesar 13-15% sedangkan DPK sebesar 15-17%,” kata  Baiquni, yang terpilih sebagai The Best Industry Marketing Champion dari Commercial Banking Sector. (RiP)