Mau Menabung? SimPel Aja

ilustrasi
ilustrasi | chandra/annualreport.id

Pemahaman akan produk industri perbankan di Indonesia memang dirasa masih kurang. Padahal menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi), potensi jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa merupakan kekuatan bagi perekonomian negara. Sehingga semakin tinggi tingkat tabungan masyarakat, tentunya akan menggerakkan roda perekonomian melalui tersedianya dana yang dapat disalurkan guna investasi baik di sektor riil maupun di sektor keuangan.

Kebiasaan menabung sejak usia dini merupakan bagian untuk mempersiapkan, merencanakan, dan membuat masa depan yang lebih baik. Untuk itu, Presiden Jokowi mengajak kepada seluruh masyarakat untuk menabung melalui berbagai produk keuangan dan menjadikan kegiatan gemar menabung sebagai sebuah budaya.

Lebih lanjut Presiden menuturkan, tingkat kepemilikan dan nilai tabungan masih dapat ditingkatkan. Peningkatan ini bisa diperoleh dengan memaksimalkan potensi tabungan dari kalangan pelajar yang mencapai yang jumlahnya sekitar 20% dari jumlah penduduk Indonesia saat ini.

Himbauan Presiden tersebut langsung disikapi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang merangkul industri perbankan dengan mengembangkan produk tabungan yang diberi nama Simpanan Pelajar (SimPel/SimPel iB). Dimana produk SimPel ini merupakan salah satu upaya OJK dalam membangkitkan kembali budaya menabung sejak dini bagi pelajar. Produk tabungan SimPel ini sendiri, pertama kali diluncurkan pada 14 Juni 2015 oleh Presiden Jokowi yang didukung oleh industri perbankan baik bank konvensional maupun bank syariah nasional.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, produk ini merupakan tabungan bagi para peserta didik mulai jenjang PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) hingga SMA dan Pondok Pesantren yang diterbitkan secara nasional oleh perbankan di Indonesia.

Menurutnya, budaya menabung penting dimulai sejak dini agar dapat mendidik anak untuk mampu mengendalikan diri dalam bersikap konsumtif serta belajar untuk dapat membelanjakan uang yang dimilikinya secara bijak.

“Selain itu, kegiatan menabung dapat melatih anak dalam mengelola keuangan secara bertahap sehingga pada saatnya nanti mereka dapat tumbuh menjadi masyarakat yang terampil dalam hal pengelolaan keuangan dan pada akhirnya akan mencapai kesejahteraan keuangan,” ujar Muliaman beberapa waktu lalu.

Selain itu secara statistik, jumlah pelajar SD, SMP, dan SMA dibanding total populasi Indonesia menunjukkan angka yang signifikan yaitu 20%.Dilihat dari keadaan tersebut, peluang untuk meningkatkan inklusi keuangan khususnya kelompok pelajar masih sangat besar.

“Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah model produk keuangan dengan karakteristik dan fitur yang sesuai dengan kebutuhan kelompok siswa,” kata Muliaman.

Muliaman menuturkan keunikan dan keunggulan dari tabungan SimPel ini antara lain nama siswa tercantum pada buku tabungan, setoran awal yang ringan, bebas biaya administrasi bulanan, dan minimum setoran yang terjangkau setiap kali menabung. SimPel/SimPel iB tidak memberikan bunga, namun sebagai gantinya siswa akan mendapatkan program reward sesuai kebijakan dari setiap bank.

“Dengan adanya produk ini, masyarakat diharapkan kembali mengangkat budaya menabung sejak dini,” harap Muliaman.(DD)