Ini Dia Proyek Gemuk Kereta Bandara

ilustrasi
Ilustrasi | Candra/Annualreport.id |

Salah satu infrastruktur yang menjadi proyek strategis Pemerintah adalah perkeretaapian. Ada 19 proyek kereta api yang menjadi proyek strategis nasional dibangun oleh Pemerintah.

Semua proyek tersebut tertuang dalam laman Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 8 Januari 2016.

Proyek itu tersebar di Sulawesi, Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Beberapa proyek sudah berjalan, sementara sejumlah lainnya belum.

Di Sumatera, Pemerintah membangun jalur kereta api menghubungkan Aceh hingga Lampung sepanjang 1.400 Kilometer (Km).

Selain di Sumatera, Pemerintah juga memiliki beban membangun infrastruktur kereta api sepanjang 1.400 Km di Pulau Sulawesi, dan 1.400 Km di Kalimantan, dan Papua.

Di Pulau Jawa, Pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah untuk menyelesaikan jalur ganda di jalur utara dan berambisi membuat double track di jalur Selatan. Pekerjaan rumah sepanjang 800 Km tersebut masih menunggu penyelesaian sejumlah persoalan termasuk pembebasan lahan. Salah satu proyek kereta yang masuk adalah kereta api cepat Jakarta-Bandung.

Sejauh ini proyek yang sudah rampung dikerjakan adalah pembangunan kereta Bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara. Kereta ini melayani rute Medan-Bandar Udara Internasional Kualanamu sepanjang 28 Km dengan jarak tempuh selama 30 menit. Rencananya rute kereta ini akan diperpanjang sampai ke Binjai. Sehingga total jalur kereta ini menjadi 50 Km.

“KA Bandara Kualanamu dapat mengangkut sekitar 3.000-4.000 orang penumpang per hari atau 1 juta sampai 1,3 juta orang penumpang per tahun,” jelas Husein Nurroni, Direktur Teknik dan Operasi PT Railink, perusahaan kerja sama PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Angkasa Pura II.

Kereta api Bandara Kualanamu ini dilengkapi dengan pembangunan dua buah stasiun khusus, yaitu Stasiun KA Bandara Medan (City Railink Station/CRT) dan Stasiun KA Bandara Kualanamu (Airport Railink Station/ART). Stasiun ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk kenyamanan penumpang. Untuk memberikan kenyamanan yang lebih optimal bagi para penumpang, PT Railink juga mendatangkan 4 rangkaian kereta eksklusif produksi Woojin Industries, Korea Selatan.

Kereta api bandara ini mulai beroperasi pada 25 Juli 2013 bersamaan dengan beroperasinya bandara pengganti Bandara Polonia, Medan. Total anggaran pembangunannya sebesar Rp5,8 triliun yang bersumber dari APBN dan PT Railink.

Kemudian proyek KA Ekspres Bandara Soekarno-Hatta dibangun dengan skema kerja sama Pemerintah dan swasta (KPS) atau Public Private Partnership (PPP). Jalur kereta ini menjulur sepanjang 33,68 Km. Di mulai dari Halim Perdanakusumah, kemudian menuju Manggarai, Dukuh Atas, Tanah Abang, dan Pluit.

Biaya yang dikeluarkan dalam proyek pembangunan kereta api Bandara Soekarno-Hatta mencapai Rp2,7 triliun. Proyek tanpa menggunakan APBN ini ditargetkan akan rampung pada Juli 2017.

Kereta tersebut nantinya akan tersambung dengan Automated People Mover System (APMS) atau kereta tanpa awak yang mengelilingi seluruh terminal di Bandara Soekarno-Hatta, termasuk pusat bisnis dan perkantoran. Nilai investasi proyek APMS menghabiskan Rp531 miliar.

Selanjutnya adalah, proyek Kereta Api Bandara Adi Soemarmo sepanjang 13 Km ditargetkan rampung pada tahun 2019 mendatang. Kereta ini mengintegrasikan Stasiun Solo Balapan dan Bandara Adi Soemarmo. Selain itu, jalur kereta ini juga akan disiapkan untuk mengintegrasikan Bandara Adi Sumarmo dengan Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Jarak antara kedua bandara ini sejauh 50 Km.

Pada tahun ini pembangunannya baru akan dimulai. Anggarannya bersumber dari dana non APBN. Diperkirakan pembangunan proyek ini akan menelan biaya sebesar Rp1 triliun. Semua biaya akan ditanggung bersama oleh tiga instansi, yaitu PT Angkasa Pura I, PT Kereta Api Indonesia, dan PT Adhi Karya (Persero).

Pada akhir tahun 2016 kereta api Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sudah mulai beroperasi. Hal ini mengingat jalur tambahan yang dibangun sepanjang 4,2 Km menuju BIM telah selesai dibangun dan siap untuk digunakan.

Jalur kereta menuju BIM akan dimulai dari Stasiun Simpang Haru, Padang, menuju Stasiun Duku, lalu terus ke BIM.

Kereta yang menuju BIM sendiri berbeda dengan yang ada di Bandara Kualanamu. Di Bandara Kualanamu pembangunan dan pengelolaan dilakukan oleh pihak swasta, yaitu PT Railink. Sementara pembangunan jalur kereta menuju BIM dibangun dengan dana APBN sebesar Rp127,5 Miliar.

Terakhir adalah, pembangunan Kereta Bandara Juanda merupakan bagian dari perluasan dan penambahan landasan pacu (runway) bandara yang terletak di Sidoarjo, Jawa Timur. Rencananya proyek yang bernama Elevated Gubeng-Juanda akan selesai dalam 2 tahun mendatang.

Jalur kereta api bandara ini akan melintasi Stasiun Kereta Api Gubeng ke Bandara Juanda. Diperkirakan proyek ini akan menelan biaya sekitar Rp1,5 triliun.

Berikut daftar 19 proyek kereta api strategis yang masih dalam program strategis pemerintah.

1. Kereta Api Makassar–Parepare (Tahap I dari pengembangan jalur Lintas Barat Sulawesi Bag. Selatan) Provinsi Sulawesi Selatan

2. Kereta Api Prabumulih–Kertapati (80km – bagian dari Jaringan Kereta Api Trans Sumatera) Provinsi Sumatera Selatan

3. Kereta Api Kertapati–Simpang–Tanjung Api-Api (bagian dari Jaringan Kereta Api Trans Sumatera) Provinsi Sumatera Selatan

4. Kereta Api Tebing Tinggi–Kuala Tanjung (Mendukung KEK Sei Mangkei, bagian dari Jaringan Kereta Api Trans Sumatera) Provinsi Sumatera Utara

5. Kereta Api Purukcahu – Bangkuang Provinsi Kalimantan Tengah

6. Pembangunan rel Kereta Api Provinsi Provinsi Kalimantan Timur

7. Double Track Jawa Selatan Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi DI Yogyakarta, dan Provinsi Jawa Timur

8. High Speed Train Jakarta – Bandung Provinsi DKI Jakarta – Provinsi Jawa Barat

9. Kereta Api Muara Enim – Pulau Baai Provinsi Bengkulu – Provinsi Sumatera Selatan

10.  Kereta Api Tanjung Enim – Tanjung Api-Api Provinsi Sumatera Selatan

11. Kereta Api Jambi – Pekanbaru Provinsi Jambi – Provinsi Riau

12. Kereta Api Jambi – Palembang Provinsi Jambi – Provinsi Sumatera Selatan

13. Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Koridor North – South Provinsi DKI Jakarta

14. Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Koridor East - West Provinsi DKI Jakarta

15. Kereta api ekspres SHIA (Soekarno Hatta – Sudirman) Provinsi DKI Jakarta

16. Jabodetabek Circular Line Provinsi DKI Jakarta

17. Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit (LRT) Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi Provinsi DKI Jakarta – Provinsi Jawa Barat

18. Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum di wilayah Provinsi DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta

19. Light Rail Transit (LRT) Sumatera Selatan (Metro Palembang) Provinsi Sumatera Selatan. (DD/IRM)