Empat Sektor yang Berpotensi Tumbuh

ilustrasi
ilustrasi | Dok. hongkiat.com

Ekonomi kreatif menjadi harapan Indonesia di tengah gejolak perekonomian global saat ini. Hal ini didorong oleh perwujudan nilai tambah yang diciptakan oleh usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang dapat meningkatkan daya saing produk dan daya saing usaha/perusahaan Indonesia.

Potensi ekonomi kreatif perlu terus dikembangkan dengan fokus pada karakteristik dari masing-masing enam belas subsektor. Ekonomi kreatif termasuk salah satu industri paling prioritas dalam perekonomian Indonesia, pertumbuhan industri kreatif tidak pernah mengecewakan bahkan pertumbuhannya selalu double digit.

Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Ricky J Pesik mengatakan saat ini ekonomi kreatif sudah berkontribusi terhadap PDB Indonesia sekitar 40%, dan dalam 5 tahun ke depan, kontribusinya diproyeksikan di atas 50%.

Pelaku ekonomi kreatif di Indonesia bergerak di beberapa bidang seperti game, arsitektur, desain interior, desain produk, fashion, film, animasi, kuliner, seni rupa dan musik. Sebagian besar pelaku ekonomi kreatif mengembangkan bisnisnya dalam bentuk perusahaan maupun usaha kecil dan menengah.

“Indonesia merupakan negara yang unik, semua industri bisa tumbuh termasuk industri kreatif,” ujar Ricky, seperti dikutip beritasatu.com.

Ia mengatakan jumlah pelaku ekonomi kreatif hingga awal tahun 2017 mencapai 15 juta dan diperkirakan meningkat dua kali lipat menjadi 30 juta pada 2020. Faktor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) yang terus berkembang dan didominasi anak muda ditambah kemampuan SDM yang bisa menggabungkan budaya dengan seni.

Negara yang sudah menjadikan ekonomi kreatif sebagai tulang punggung perekonomian adalah Korea, di mana film dan musik memberikan devisa terbesar. Indonesia belum bisa meniru Korea, tetapi prospek ekonomi kreatif cukup cerah.

“Kami fokus mengembangkan industri kreatif karena industri kreatif di Indonesia itu beragam dan sangat kaya,” ucap Ricky.

Dari 16 sektor ekonomi kreatif, Bekraf melansir ada empat sektor yang cukup berpotensi untuk tumbuh. Terlihat pada 2015, terdapat empat sektor yang pertumbuhannya sangat pesat. Dari keempat sektor tersebut, Desain Komunikasi Visual mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, yakni sebesar 10,28%. Kemudian disusul oleh sektor musik sebesar 7,26% kemudian Animasi Video 6,68% dan Arsitektur 6,62%.

Sebagian besar usaha/perusahaan ekonomi kreatif mulai beroperasi tahun 1990-2014 yaitu sebesar 82,03%, sedangkan usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang sudah lama berdiri (sejak sebelum tahun 1990) sebesar 13,63%. Beberapa subsektor telah berdiri sebelum tahun 1990. Subsektor yang sudah ada sejak dulu (berdiri sebelum tahun 1990) yaitu subsektor televisi dan radio serta subsektor seni rupa.

Sementara itu, sektor desain komunikasi visual baru berkembang pesat di Abad 21 seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Adapun sektor yang berkembang pesat dari tahun ke tahun yaitu subsektor desain interior, desain komunikasi visual, film, animasi dan video, serta aplikasi dan game developer.(DD)