Tahun 2016 merupakan tahun lanjutan pelaksanaan program Nawacita yang dikemukakan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi). Salah satu program Presiden Jokowi yaitu perencanaan pembangunan nasional dengan cara percepatan pembangunan infrastruktur yang memadai bagi rakyat Indonesia. Kebijakan tersebut secara langsung mempengaruhi sektor bisnis di sektor infrastruktur.
Tak heran, jika dividen BUMN (Badan Usaha Milik Negara) sektor infrastruktur mencatat angka yang tertinggi sepanjang sejarah untuk tahun buku 2016. Dimana besarnya dividen yang dibagikan tersebut, merupakan imbas dari meningkatnya perolehan laba bersih tahun 2016 lalu.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk atau Waskita, yang mengumumkan akan membagikan dividen Perusahaan untuk tahun buku 2016 pada para pemegang saham. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan, Jumat (17/3/2017), disepakati pembagian dividen sebesar Rp513 miliar atau 30% dari laba bersih 2016 yakni sebesar Rp1,71 triliun.
Direktur Utama Waskita Karya M Choliq mengatakan, sepanjang 2016 lalu, BUMN yang bergerak di sektor infrastruktur ini telah membukukan laba bersih sebesar Rp1,71 triliun.
“Untuk 2016, laba bersih Perusahaan tumbuh sekitar 64% dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai Rp1,04 triliun. Jika dibandingkan dengan dividen pay out ratio tahun lalu, maka porsi laba yang disisihkan sebagai dividen pemegang saham di 2016 lebih besar” kata Choliq, Jumat (17/3/2017).
Hal sama pun dilakukan oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau Wika, yang mencatatkan kinerja positif dengan raihan laba bersih sebesar Rp1,01 triliun sepanjang 2016. Dengan raihan tersebut, Wika pun mencatat angka tertinggi dalam membagi dividen pada para pemegang saham, yakni sebesar Rp303,55 miliar atau 30% dari laba bersih tahun buku 2016.
“Dividen tersebut merupakan dividen terbesar yang pernah dibagikan Wika terkait dengan pencapaian laba tertinggi sepanjang sejarah Perseroan yang melonjak hingga 161,88% dibandingkan pencapaian tahun 2015,” kata Direktur Keuangan Wika Antonius NS Kosasih, Jumat (17/3/2017).
Sebelumnya, di tahun 2015 laba bersih yang berhasil diperoleh Wika hanya sebesar Rp 625,04 Miliar. Tingginya laba yang diraup tahun lalu membuat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun 2016 yang digelar pada Jumat (17/3/2017), sepakat membagikan dividen sebesar Rp303,55 miliar atau atau ekuivalen dengan Rp33,86 per lembar saham.
“Yang distribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp303,55 miliar, ekuivalen dengan Rp33,8633 per lembar saham,” ujar Anton.
Sementara itu, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) yang digelar pada Kamis (16/3/2017) menyepakati pembagian dividen kepada pemegang saham sebesar Rp307 miliar, atau 30% dari laba bersih perseroan tahun buku 2016 yang sebesar Rp1,023 triliun, dengan dividen per sahamnya sebesar Rp49,52.
“PT PP membagikan dividen sebesar Rp 148,06 miliar atau sekitar Rp 30,58 per lembar untuk tahun buku 2015,” kata Direktur Utama PT PP Tumiyana, Kamis (16/3/2017).
Menurut Tumiyana, dividen yang lebih besar itu merupakan hasil kinerja 2016 yang membaik. Dimana pendapatan usaha pada 2016 mencapai Rp16,46 triliun, atau naik 15,77% dibandingkan tahun 2015 yang sebesar Rp14,22 triliun.
PT Adhi Karya Tbk (Persero) atau Adhi, juga membagikan dividen sebesar 30% dari total pencapaian laba bersih sepanjang tahun 2016, yakni Rp94,03 miliar dari laba bersih Perseroan sebesar Rp313,45 miliar.
“Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) ini disetujui pemberian dividen 30%,” kata Direktur Keuangan Adhi Karya Haris Gunawan, Jumat (10/3).
BUMN infrastruktur memang tengah menikmati masa keemasan mereka, ditengah program percepatan pembangunan pemerintah. Bahkan, untuk tahun 2017, mereka berlomba-lomba untuk mematok target yang cukup tinggi akan raihan kontrak dalam bisnis mereka. Dengan begitu, ada kemungkinan dividen yang akan dibagikan BUMN infrastruktur untuk tahun buku 2017 akan lebih besar lagi di banding tahun 2016.(DD)