Sepanjang 2016, banyak tantangan yang dihadapi oleh PT Pertamina (Persero), terutama dengan adanya penurunan harga minyak dunia. Kondisi yang belum juga membaik sepanjang tahun 2016 tersebut tentunya berdampak negatif pada kinerja operasional dan finansial sebagian besar perusahaan migas dunia, termasuk Pertamina.
Di sisi lain, Pertamina sebagai national oil company (NOC) memiliki tanggung jawab untuk memastikan agar pasokan energi selalu dalam kondisi aman untuk ketahanan energi nasional.
Pertamina memaknai setiap tantangan sebagai bagian dari dinamika usaha yang mendorong Perseroan untuk mampu menghadapi perubahan dan menjadikannya sebagai peluang.
Di sektor hulu, rendahnya harga minyak menjadi peluang untuk terus berekspansi mengakuisisi blok-blok migas internasional untuk mengamankan pasokan minyak mentah sebagai upaya mendukung ketahanan energi nasional. Di sektor hilir, Pertamina terus melakukan revitalisasi kilang untuk menghasilkan produk berkualitas dengan biaya produksi yang paling efisien.
Hasilnya, meski penjualan dan pendapatan usaha lainnya diraih lebih rendah dibandingkan realisasi tahun sebelumnya, namun Pertamina mampu meningkatkan operational excellence dan efisiensi. Hal tersebut tercermin dari turunnya beban pokok penjualan dan beban langsung lainnya sebesar 21,9% dari USD35,79 miliar pada tahun 2015 menjadi USD27,94 miliar. Keberhasilan tersebut berimbas pada meningkatnya raihan laba bersih Perseroan yang sebesar USD3,15 miliar, naik 122% dari USD1,42 miliar di tahun 2015.
Dengan struktur keuangan yang semakin membaik, Pertamina terus melanjutkan kegiatan investasi hulu dan pengolahan serta pengembangan infrastruktur hilir migas untuk menjaga pertumbuhan jangka panjang. Pertamina pun menjadi lebih percaya diri untuk melangkah ke depan guna meraih visi menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia.
Langkah strategis dan pencapaian yang berhasil diraih Perseroan di tengah kondisi harga minyak dunia yang belum stabil, di jabarkan secara rinci dan transparan dalam Laporan Tahunan 2016 Pertamina. Buku setebal 710 halaman ini, disajikan dalam dua bahasa dengan balutan grafis yang cukup manis.
Melalui tema “Embracing Change, Leveraging Challenges” atau “Merangkul Perubahan, Mendayagunakan Tantangan”, seolah ingin menjelaskan langkah strategis yang diambil Perseroan di tengah kondisi yang masih belum menentu. Dari tampilan cover, Pertamina seakan memperlihatkan bagaimana strategi tersebut direncanakan dengan matang guna mendayagunakan tantangan menjadi sebuah peluang.
Sementara itu, dalam bab Ikhtisar Keuangan dan Kinerja Penting pada Laporan Tahunan 2016 ini, juga dijabarkan secara transparan tentang kinerja keuangan dalam lima tahun terakhir (2012-2016). Pertamina terlihat mampu menghasilkan laba yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Hasil kinerja Perseroan ini, dapat dilihat secara terperinci dalam bab Analisa dan Pembahasan Manajemen.
Kinerja positif yang berhasil diraih Pertamina sepanjang tahun 2016, tentu saja tak lepas dari bagaimana Perseroan mampu menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG). Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tentunya turut ambil bagian dalam upaya mendukung inisiatif untuk menguatkan kerangka GCG.
Dalam Laporan Tahunan 2016 ini, dijabarkan bagaimana Pertamina telah menuntaskan Roadmap GCG yang berlangsung dalam enam tahun, dimulai sejak 2009 hingga 2015. Roadmap tersebut terdiri dari fase Compliance, Conformance, Performance, dan Sustainability. Saat ini, Pertamina dikatakan sudah berada pada tahap Sustainability (keberlanjutan) dalam Roadmap GCG, artinya penerapan GCG Pertamina sudah menjadi budaya dan keberlangsungan usaha yang terjaga.
Adapun ulasan yang memuat tentang tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) dan lingkungan, berhasil disajikan secara apik pada Laporan Tahunan kali ini. Pertamina menjelaskan berbagai program/segmen terkait lingkungan hidup, K3, pengembangan sosial dan kemasyarakatan, serta tanggungjawab sosial terhadap masyarakat atau konsumen.
Dijelaskan, bahwa CSR Pertamina berfokus pada empat isu yang menjadi pilar Perseroan, yaitu Pertamina Cerdas, Pertamina Sehati, Pertamina Hijau dan Pertamina Berdikari. Bagi Pertamina, tujuan utama pelaksanaan CSR adalah untuk memastikan bahwa kepentingan sosial dari berbagai kelompok pemangku kepentingan Pertamina dapat dipenuhi secara tepat dan proporsional, terutama masyarakat yang dekat dengan lingkungan kerja Perseroan.
Secara umum, Laporan Tahunan 2016 Pertamina yang disajikan dengan tampilan flat design ini, memperlihatkan bagaimana upaya Perseroan dalam menghadapi setiap tantangan dan menjadikannya sebagai sebuah peluang. Keberhasilan yang telah ditorehkan Perseroan tersebut, seolah menambah keyakinan bagi Perseroan untuk tetap melayani kebutuhan masyarakat serta mengabdi pada bangsa dan negara.(DD)