Sinergi dan Transformasi DAPENBUN Mewujudkan Karya Nyata

ilustrasi
Laporan Tahunan DAPENBUN 2016 | Dok. DAPENBUN

Dana Pensiun Perkebunan (DAPENBUN) telah melakukan transformasi terhadap seluruh elemen Perusahaan secara berkelanjutan. Tranformasi tersebut meliputi strategi dan kebijakan Perusahaan dalam rangka menjawab tantangan masa depan di era perekonomian terintegrasi ASEAN.

Dengan total peserta mencapai 317.097 orang pada akhir tahun 2016, pembayaran Manfaat Pensiun tentu harus menjadi perhatian utama Manajemen DAPENBUN.

ilustrasi

Salah satu kebijakan strategis DAPENBUN adalah menjaga likuiditas. Strategi ini menjadi hal terpenting, terutama karena tanggung jawab DAPENBUN atas kewajiban pembayaran Manfaat Pensiun kepada peserta yang mencapai Rp61,77 miliar per bulannya.

Sementara itu, jika dibandingkan antara realisasi tahun 2016 dan target atau anggaran yang tertuang dalam Rencana Kerja Anggaran Pendapatan dan Biaya (RKAPB) 2016, kinerja keuangan DAPENBUN relatif membukukan hasil cukup baik. Aset Neto Akhir Tahun mencatat pencapaian 83,26%, dengan perbandingan realisasi tahun 2016 Rp6,93 triliun dan RKAPB 2016 Rp8,32 triliun.

Realisasi Pendapatan Investasi DAPENBUN, sebesar Rp377,52 miliar, mencatat pencapaian 83,38% dibandingkan RKAPB 2016 yang sebesar Rp452,78 miliar. Sedangkan Hasil Usaha Operasional mencatat pencapaian 73,63%, antara realisasi tahun 2016 Rp260,11 miliar dan RKAPB 2016 sebesar Rp353,28 miliar.

ilustrasi

Sedangkan pada aspek arus kas pendanaan dan pembayaran pensiun kepada peserta, penerimaan Iuran Normal mencapai 100,66%, antara realisasi tahun 2016 Rp126,18 miliar dan RKAPB 2016 Rp125,36 miliar. Realisasi penerimaan Iuran Tambahan yang sebesar Rp265,45 miliar hanya mencapai 33,71% dari RKAPB 2016 yang sebesar Rp787,42 miliar.

Dari segi pembayaran, Manfaat Pensiun membukukan pencapaian 95,82%, antara realisasi tahun 2016 Rp724,78 miliar dan RKAPB 2016 yang mencapai Rp756,36 miliar. Adanya ketimpangan yang cukup signifikan antara arus kas pendanaan dan pembayaran Manfaat Pensiun khususnya rendahnya penerimaan Iuran Tambahan disebabkan tidak terealisasinya pembayaran defisit Pemberi Kerja PT Perkebunan Nusantara (PTPN) II, atas penerbitan obligasi PTPN II Seri I yang sebesar Rp498 miliar.

ilustrasi

Di samping itu, lesunya industri perkebunan yang memengaruhi kinerja bisnis Pendiri dan Mitra Pendiri menjadi sebuah tantangan bagi DAPENBUN untuk dapat mengoptimalkan investasinya agar mampu tetap menjaga likuiditas dan memenuhi harapan akan pembayaran Manfaat Pensiun kepada peserta.

Adapun sesuai Arahan Investasi yang ditetapkan Pendiri melalui Surat Keputusan Pendiri No. XP-SURKP/15.03 tanggal 28 Desember 2015, penempatan investasi DAPENBUN didominasi pada pasar modal dan pasar uang yang mencapai 47,51% dari total seluruh alokasi investasi. Komposisi ini didapatkan dari penempatan pada saham sebesar 19,59%, obligasi 13,86%, reksadana 12,40%, dan sukuk 1,67%.

ilustrasi

Semua pencapaian tahun lalu tersebut disampaikan dalam Laporan Tahunan 2016 Dana Pensiun Perkebunan, melalui balutan desain yang cukup apik. Kali ini DAPENBUN mengusung tema “Bersama Wujudkan Karya Nyata”, ketika DAPENBUN mengajak para peserta untuk ikut mewujudkan karya nyata untuk kepentingan bersama.

Untuk Laporan Tahunan DAPENBUN yang terdiri dari 520 halaman tersaji cukup rapi dengan tampilan cover sebuah lentera yang seolah menggambarkan bahwa DAPENBUN siap untuk menjadi penerang para pesertanya.

DAPENBUN pun menampilkan secara rinci dan transparan kinerja keuangan Perusahaan dan pencapaian yang telah dihasilkan sejauh ini, lengkap dengan grafik serta tabel yang tidak terlalu rumit. Selain itu, visualisasi desain yang disajikan dalam laporan tahunan kali ini cukup menarik dengan balutan warna sesuai logo Perusahaan.

Dalam bab Ikhtisar Kinerja Keuangan dan Kinerja Penting pada Laporan Tahunan 2016, DAPENBUN secara komperehensif mampu menampilkan informasi hasil usaha Perusahaan berupa pendapatan investasi, aset neto dan hasil usaha serta posisi keuangan, dan Portofolio Investasi dalam tiga tahun terakhir (2014-2016).

Semua kinerja terkait laporan keuangan Perusahaan disajikan secara apik dan terinci dalam bab Analisis dan Pembahasan Manajemen dalam laporan tahunan ini.

ilustrasi

Hal penting lainnya yang tercantum dalam Laporan Tahunan 2016 DAPENBUN yakni ulasan perihal Tata Kelola Perusahaan Dana Pensiun dengan menerapkan dan menegakkan nilai-nilai Good Pension Fund Governance (GPFG) sebagai fondasi bagi pelaksanaan pengelolaan investasi yang sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku.

Penerapan sistem informasi yang terintegrasi atau Sistem Informasi Dana Pensiun Perkebunan (SISFORBUN), yang telah dilakukan sejak tahun 2011, juga menjadi dasar dari pengelolaan DAPENBUN yang akuntabel dan transparan.

Penerapan prinsip GPFG di lingkup DAPENBUN telah mengacu kepada seluruh peraturan dan perundang-undangan terkait. Adanya soft structure berupa Peraturan Dana Pensiun dari DAPENBUN, serta Pedoman GPFG dan 22 buku pedoman; serta infrastruktur GPFG berupa organ-organ GPFG dari DAPENBUN dibentuk dengan semangat untuk dapat menciptakan citra Dana Pensiun yang sehat dan berlandaskan kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang ada.

Dapat disimpulkan bahwa laporan tahunan DAPENBUN 2016 ingin memperjelas eksistensi Perusahaan untuk menjadi perusahaan pengelola dana pensiun yang dapat memberikan manfaat besar bagi pesertanya. Pada tahun 2016, DAPENBUN mendudukkan kembali pilar-pilar Tata Kelola Dana Pensiun, atau Good Pension Fund Governance (GPFG).

Melalui formula Bersama Wujudkan Karya Nyata, DAPENBUN ingin menunjukkan komitmennya untuk dapat memberikan manfaat yang terbaik bagi Peserta, Pendiri, dan pemangku kepentingan dengan mewujudkan sebuah karya nyata yang mampu menghasilkan manfaat. (DD)