2016 adalah tahun menerobos batas bagi PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta dengan menyiapkan pengoperasian dan pengelolaan yang berstandar internasional. MRT Jakarta berhasil mengatasi berbagai tantangan dan mencapai kemajuan melebihi rencana yang ditargetkan di akhir 2016.
Pembangunan prasarana menunjukkan kemajuan menggembirakan. Hingga 31 Desember 2016, pembangunan prasarana MRT Jakarta telah mencapai 49,46%, atau di atas 1,68% dari rencana akhir tahun 2016 yang sebesar 47,48%.
Akumulasi kemajuan ini mencakup pembangunan struktur layang, struktur bawah tanah, dan pengadaan Railway Systems dan Rolling Stock. MRT Jakarta menitikberatkan pada tahapan awal pembangunan prasarana, yang kemajuannya dapat dilihat dari setiap paket kontrak atau Contract Package (CP) 101 hingga 108.
Ketersediaan lahan menjadi kendala paling utama dari realisasi proyek pembangunan MRT Jakarta. Tahun 2016 merupakan periode penting bagi perkembangan pembangunan MRT Jakarta. Pasca peletakan batu pertama oleh Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2013, pembangunan MRT Jakarta terkendala persoalan lahan yang menjadi kebutuhan paling mendasar dalam pembangunan jalur MRT Jakarta.
MRT Jakarta mengupayakan pembebasan seluruh lahan prioritas dapat diselesaikan hingga akhir 2016 agar seluruh proses pembangunan dapat berjalan sesuai rencana dan tidak berhenti.
Perusahaan pun melakukan berbagai upaya agar dapat menjawab tantangan tersebut melalui koordinasi dengan berbagai instansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Koordinasi yang baik ini menghasilkan solusi sehingga pada akhir tahun 2016 terdapat 136 bidang lahan kantor yang berhasil diselesaikan, dengan rincian 110 bidang telah dibayarkan, dan 26 bidang lahan disepakati melalui proses konsinyasi.
Langkah strategis penting lain yang dilakukan pada tahun 2016 adalah persiapan pengembangan usaha Railway & Non Railway. MRT Jakarta telah mempersiapkan rencana bisnis ini secara komprehensif, di antaranya dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) yang mengacu kepada Urban Design Guide Line (UDGL) DKI Jakarta.
Adapun salah satu pencapaian yang luar biasa adalah dari konstruksi bawah tanah yakni Tunnel Boring Machine (TBM) yang diberi nama “ Antareja I” dan “Antareja II” serta “Mustikabumi I” dan “Mustikabumi II”. Hingga akhir tahun 2016, TBM “ Antareja I” yang beroperasi sejak 21 September 2015 telah berhasil membuat terowongan jalur MRT bawah tanah dari Patung Pemuda Senayan menuju Stasiun Setiabudi sepanjang 2.335,5 meter. TBM “Antareja II” yang beroperasi sejak 6 Oktober 2015 berhasil membangun terowongan jalur MRT bawah tanah sepanjang 2.119,5 meter dari Patung Pemuda Senayan menuju Stasiun Setiabudi.
Sedangkan TBM “Mustikabumi I” telah berhasil menyelesaikan pekerjaan pembuatan terowongan jalur bawah tanah dari Stasiun Bundaran HI hingga Stasiun Setiabudi sejak 24 Februari 2016 lalu dengan total panjang 1.396,5 meter. TBM “Mustikabumi II” telah membuat terowongan jalur MRT bawah tanah dari Stasiun Bundaran HI menuju Stasiun Setiabudi sepanjang 1.021,5 meter.
Pecapaian luar biasa dari kinerja Perusahaan tersebut, dijabarkan secara komprehensif dalam Laporan Tahunan 2016 PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta. Laporan yang terdiri dari 558 halaman ini, mengambil tema “Breaking Through The Frontier” atau menerobos batas. Di mana MRT Jakarta mampu menerobos tantangan atau kendala yang selama ini menjadi penghalang perkembangan pembangunan moda transportasi modern ini.
Dalam bab Ikhtisar Keuangan dan Kinerja Penting pada Laporan Tahunan 2016, MRT Jakarta menyajikan secara transparan tentang kinerja keuangan dalam empat tahun terakhir (2013-2016). MRT Jakarta secara jelas menampilkan Rugi Komprehensif Tahun Berjalan dan Jumlah Aset Perusahaan lengkap dengan tabel dan grafik. Kinerja keuangan dan operasional Perusahan ini, dapat dilihat secara terperinci dalam bab Analisa dan Pembahasan Manajemen.
Sementara dalam Tata Kelola Perusahaan, MRT Jakarta secara komprehensif menjelaskan tentang penerapan nilai-nilai good corporate governance (GCG). Dijelaskan bahwa Perusahaan menyiapkan berbagai pedoman dalam pelaksanaan GCG. Di mana kebijakan dan pedoman terkait penerapan GCG lainnya terus dikembangkan agar dapat melindungi perusahaan dari praktik-praktik Bad Corporate Governance.
Untuk ulasan yang memuat tentang tanggungjawab sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) dan lingkungan, MRT Jakarta berhasil menyajikannya secara apik pada laporan tahunan kali ini. MRT Jakarta menjelaskan berbagai program/segmen terkait lingkungan hidup, K3, pengembangan sosial dan kemasyarakatan, serta tanggungjawab sosial terhadap masyarakat.
Jika dilihat dari segi cover, Laporan Tahunan MRT Jakarta 2016 terlihat layaknya sebuah majalah dengan desain yang cukup menarik yang memperlihatkan kinerja operasional Perusahaan. Begitupun dengan tampilan bagian dalam pada laporan tahunan ini, terlihat lebih banyak menggambarkan pencapaian kinerja Perusahaan.(DD)