Saat ini Laporan Tahunan atau annual report sudah menjadi hal yang sangat penting dan strategis bagi sebuah perusahaan sebagai salah satu komunikasi yang efektif kepada publik. Dimana belakangan ini banyak perusahaan yang berlomba-lomba untuk menyusun Laporan Tahunan mereka aga dapat menarik perhatian publik, khususnya mitra bisnis serta calon investor mereka. Dalam hal penyusunannya, banyak perusahaan yang melakukannya secara mandiri maupun menggunakan jasa penulis Laporan Tahunan. Ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan dalam membuat Laporan Tahunan dan yang perlu dipersiapkan oleh perusahaan.
Menurut penulis Laporan Tahunan serta buku berbasis riset dan data, Peter Johan Djangoen, ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan dalam menyusun Laporan Tahunan. Diantaranya adalah pengumpulan data yang akurat dan bisa dipertanggungjawabkan.
Data yang akurat memang merupakan hal utama dalam menyusun Laporan Tahunan. Sebab, Laporan Tahunan harus based on data dan bukan merupakan argumentatif. Bahkan biasanya, problem utama dalam menyusun sebuah Laporan Tahunan adalah persoalan pengumpulan dan pengolahan data.
Namun juga harus dipahami, meski diharuskan mengutamakan aspek keterbukaan dalam Laporan Tahunan, akan tetapi transparansi bukan berarti “telanjang”. Sebab tidak sedikit perusahaan yang menganggap bahwa data adalah aspek politis dari sebuah perusahaan. Di beberapa perusahaan bahkan ada satu departemen/divisi yang tugasnya mengelola dan menetapkan mana-mana data yang bisa jadi konsumsi publik dan mana yang hanya khusus diketahui oleh internal perusahaan.
Dalam sebuah Laporan Tahunan, pemaparan data dan informasi yang akurat dan sesuai dengan peraturan adalah penting, namun juga harus diperhatikan aspek kepentingan perusahaan. “Pengumpulan data dan informasi harus dari 1 pintu, yaitu klien. Kita tidak boleh melakukan pengumpulan data di luar pintu tersebut. Metodenya bisa bermacam-macam. Bisa jurnalistik seperti wawancara, maupun pengumpulan data keras atau data mentah. Biasanya keduanya harus ditempuh. Data keras berguna untuk memberikan cerita di balik angka-angka yang tertampilkan dalam laporan resmi, dan wawancara akan menjadi cara untuk memberikan kisah dan asumsi atas angka-angka yang tertampilkan tersebut,” jelas Peter.(DD)