Pada umumnya setiap perusahaan selalu berusaha untuk menjaga kelangsungan hidup usahanya. Keadaan tersebut dapat tercapai atau terjadi apabila perusahaan berhasil memasarkan produk yang dihasilkan dengan baik. Selain kegiatan produksi, keuangan, personalia dan operasional lainnya, juga dibutuhkan kerja sama personel public relations (PR) dalam mendukung pemasaran produk.
Hal tersebut erat kaitannya dengan persaingan dunia usaha yang semakin meningkat seiring kemajuan teknologi dan tumbuh pesatnya social media belakangan ini. Tugas PR dewasa ini bukan hanya menjaga hubungan internal dan eksternal perusahaan, namun juga harus mampu membantu pemasaran produk perusahaan guna kelangsungan usaha.
Terlebih, faktor eksternal merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, faktor tersebut berupa antara lain: situasi perekonomian, kebijakan Pemerintah, keadaan pesaing serta selera dari konsumen itu sendiri. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan, antara lain berupa keadaan produk, penetapan harga, cara-cara promosi, saluran distribusi dan kegiatan penjualan itu sendiri.
Pada dasarnya, PR merupakan fungsi manajemen yang bertujuan untuk membangun image, dan membina saling pengertian di antara kedua pihak. Secara tidak langsung PR menjadi salah satu fungsi yang penting dalam membantu pemasaran.
W Emerson Reck berpendapat bahwa PR merupakan kelanjutan dari proses pendapatan kebijaksanaan, penentuan pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan good will dari semua pihak. Kedua, PR merupakan pelaksanaan kebijaksanaan, pelayanan dan sikap untuk menjamin adanya pegertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya.
Sementara Frank Jefkin mengatakan, PR berarti menciptakan saling pengertian, atau suatu untuk mendapatkan sesuatu tanpa harus melakukan sesuatu. Tetapi dalam kenyataannya kita tidak akan mendapatkan apa pun bila tidak berbuat sesuatu.
Pemasaran, yang penuh kompetisi seperti sekarang ini, tidak cukup hanya dengan model pemasaran konvensional, tapi harus ditambah dengan peran PR dalam menghadapi persaingan yang semakin sengit.
Citra organisasi yang baik dan produk, itulah kunci pertama memenangkan konsumen. Bagi seorang PR, kemampuan yang harus dimiliki adalah kemampuan meyakinkan pelanggan dan mitra usaha kerja untuk negosiasi sehingga terjalin saling pengertian yang positif.
Produk yang ditawarkan secara sistematis dirancang bagaimana cara menjalankannya, melelui pendekatan persuasif dan kelincahan bernegosiasi dengan perhitungan untung rugi yang terkakulisasi, yang menjadi teknik seorang PR untuk mencapai tujuan perusahaan.
PR dapat berkontribusi membantu pemasaran melalui berbagai kegiatan:
- Membantu peluncuran produk baru dengan mensponsori acara
- Membantu reposisi sebuah produk, mengampanyekan berulang-ulang sebuah program/kegiatan sehingga bisa diterima masyarakat
- Memengaruhi kelompok tertentu
- Mempertahankan produk-produk yang terganggu oleh masalah publik
- Membangun citra perusahaan yang menguntungkan penjualan produk.
Banyak perusahaan yang memanfaatkan dan menggunakan teknik PR pemasaran dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap produk baru maupun produk yang sudah mapan.
Bagi kebanyakan perusahaan, teknik PR pemasaran ini benar-benar efektif dan cukup efisien. Namun, seluruh konsep, strategi serta tekniknya direncanakan bersama dengan bagian pemasaran melalui konsep bauran 6 P (price, product, place, promotions, public relations, power). (DD)