Membangun Metode Assessment Center

ilustrasi
Ilustrasi | Joko/Annualreport.id

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset yang sangat bernilai, dalam mencapai tujuan perusahaan. Berbagai konsep manajemen pun dapat diterapkan dalam mengelola SDM yang dimiliki, seperti merancang pekerjaan dan SDM serta staffing (perekrutan), pemberian penghargaan, dan berbagai tunjangan. Semuanya diberikan sebagai bentuk apresiasi.

Tak hanya itu, program penilaian dari manajemen terhadap karyawan atau pegawai juga perlu di bangun. Penilaian yang berlandaskan transparansi antara manajemen dan karyawan, menjadi sangat penting untuk kelangsungan bersama.

Salah satu cara mengukur tingkat kompetensi karyawan atau pegawai tersebut bisa dilakukan dengan metode assessment center. Metode ini sendiri secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu prosedur yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan, kemampuan dan juga keterampilan seorang karyawan.

Metode assessment center sendiri dianggap sebagai metode yang memiliki validitas yang tinggi jika dibandingkan dengan metode-metode tradisional lainnya, seperti psikotes, tes pengetahuan kerja, wawancara, senioritas dan metode lainnya.

Dikutip dari pakarkinerja.com, terdapat beberapa cara mengukur tingkat kompetensi karyawan, diantaranya:

  • Tes psikometri

Tes prokometri merupakan sebuah tes yang digunakan sebagai alat ukur potensi domain kognitif seorang karyawan yang disusun berdasarkan metode konstruksi tes yang dilakukan secara statistik dan telah dilakukan uji validasi dan uji reliabilitas serta memiliki norma pengukuran yang baku. Secara umum, tes prikometri sendiri bertugas untuk mengukur tiga besaran area domain kognitif, yakni area penalaran angka, area penalaran verbal dan area penalaran abstraksi.

  • Exercise atau simulasi

Simulasi atau exercise merupakan cara mengukur tingkat kompetensi karyawan yang sangat penting dilakukan dalam pengukuran kompetensi menggunakan assessment center.Dengan simulasi ini, para peserta akan mampu menampilkan perilaku-perilaku yang dapat diobservasi, kemudian dicatat dan dikategorikan menurut model kompetensi yang akan digunakan sebagai standar kriteria.

  • Self preference atau inventory

Self preference atau inventory merupakan alat ukur yang bertujuan untuk memunculkan preferensi pribadi seorang karyawan dalam menghadapi situasi kerja yang biasa dia hadapi, situasi sosial tertentu, tingkatan motivasi kerja, cara kerja dan sikap dalam menghadapi pekerjaan secara alamiah. Betuk langsung dari tes ini berupa sekumpulan pernyataan yang harus dipilih oleh asesi dan secara umum hasil dari alat tes ini sendiri lebih bersifat sebagai pendukung hasil penelitian lainnya

Untuk diketahui, pengukuran kompetensi karyawan atau pegawai merupakan serangkaian proses yang diadakan untuk membandingkan antara kompetensi posisi yang dipersyaratkan dengan kompetensi yang saat ini dimiliki oleh karyawan atau pemangku jabatan saat ini.

Pengukuran kompetensi karyawan ini, secara umum bertujuan untuk mendapatkan data atau informasi valid yang dapat dijadikan sebagai bukti untuk menunjukan apakah pemangku jabatan tersebut memenuhi kompetensi minimal atau tidak.(DD)