Dalam satu tahun, pada umumnya sebuah perusahaan meminta laporan kinerja pada setiap divisi di tubuhnya. Laporan-laporan tersebut kemudian disatukan menjadi sebuah laporan yang utuh tentang kinerja perusahaan selama satu tahun berjalan.
Dari laporan tersebut, kita dapat mengetahui bagaimana masing-masing divisi menjalankan tugasnya masing-masing, dan sejauh mana sinergi antar mereka berjalan dengan baik. Dari laporan tersebut, kita juga bisa melihat seberapa jauh tujuan perusahaan telah dipenuhi, apa keberhasilan yang telah dicapai dan kelemahan apa yang menjadi penghambat selama ini, serta apa visi dan target dari masing-masing divisi sebagai rencana tahun berikutnya.
Harus diingat, bahwa buku laporan tahunan bukan semacam laporan yang di copy-paste dari laporan-laporan sebelumnya. Atau jangan sekali-kali disisipkan salinan laporan program tahun lalu. Justru, setiap divisi bisa menjadikan laporan tahunan sebagai ajang pembuktian kinerja mereka dalam satu tahun berjalan.
Selain itu, jangan sekali-kali menggunakan buku laporan tahunan untuk menyerang divisi lain. Misalnya, salah satu divisi mengaku kegagalan yang terjadi pada divisinya, karena disebabkan oleh divisi lain. Sebab hal ini akan menjadi sebuah penilaian negatif atau buruk bagi semua divisi. Bahkan, perusahaan tersebut bisa dinilai telah gagal dalam menjalankan usahanya.
Perlu diingat sekali lagi, laporan tahunan bukan merupakan media untuk meluapkan ungkapan atau curahan isi hati. Namun lebih pada sebuah gambaran tentang bagaimana sebuah perusahaan menjalankan usahanya.
Gunakan laporan tahunan sebagai sebuah kesempatan untuk menunjukkan kepada publik bagaimana kolaborasi antar divisi berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan. Pikirkan bahwa laporan tahunan bisa menjadi sebuah dokumen sejarah penting bagi perusahaan. Untuk itu sebaiknya, ceritakan dengan menarik, bagaimana perusahaan dapat menjalankan usahanya dengan dukungan dari semua pihak, baik karyawan, pelanggan atau nasabah, serta para pemegang saham. (DD)