Antara Kejujuran dan Kredibilitas di Tengah Menjaga Image Perusahaan

ilustrasi
ilustrasi | Aldy/Annualreport.id

Seorang public relations (PR) terkadang dihadapkan pada situasi yang sulit di tengah tugasnya dalam menjaga image perusahaan. Seorang PR dituntut untuk tidak bertindak gegabah dalam menghadapi krisis yang tengah melanda perusahaannya. Kematangan berpikir, ketelitian mengolah kata-kata, dan cara komunikasi yang baik harus mampu dipraktikkan ketika menghadapi situasi sulit sekalipun.

Tugas seorang PR memang terbilang jauh lebih luas dari sekedar berhadapan dengan klien ataupun media. Sebagai pemberi informasi kepada publik, seorang PR diharapkan harus mampu secara persuasif menjadi pengubah sikap dan tingkah laku publik terhadap perusahaan demi kepentingan kedua belah pihak. Intinya seorang PR bertanggung jawab membina dan menjaga hubungan baik dengan publik sehingga tercipta suatu citra positif tentang perusahaan.

Seorang PR juga harus dapat memikirkan target audience dan efek pernyataannya terhadap publik serta perusahaan. Karena, kesalahan yang dilakukan seorang PR bisa berbuah petaka bagi image perusahaan. Pernyataan yang dikeluarkan PR dianggap mewakili sikap perusahaan terhadap suatu kondisi/hal. Oleh karena itu penyampaiannya pun harus tepat dengan mengedepankan aspek-aspek mutual understanding antara kedua belah pihak.

Pada dasarnya, eorang PR haruslah orang yang bisa dipercaya. Apa yang dikatakannya harus dilandasi oleh fakta dan bukan sekedar pemanis demi menaikkan popularitas perusahaannya. Informasi yang diberikan juga harus akurat dan cukup penting untuk diketahui masyarakat.

Selain itu, dalam menjalankan tugasnya ia harus mematuhi etika dan menjunjung tinggi moralitas. Sekalipun tugasnya adalah menjaga image perusahaannya agar tetap positif di mata publik, namun seorang PR selayaknya mampu membuat pernyataan yang netral, objektif, simpatik, dan memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan.(DD)