Waskita Karya Tambah Modal Rp490,25 Miliar pada Trans Jawa Paspro

ilustrasi
Senior Vice President Corporate Secretary WSKT, Shastia Hadiarti (ketiga dari kiri), dalam acara IBD Expo 2018 di Surabaya | Dok. Waskita Karya

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) melalui cucu usahanya, yakni PT Waskita Transjawa Toll Road telah memperbesar modal disetor dan ditempatkan pada PT Trans Jawa Paspro sebesar Rp490,25 miliar.

“PT Waskita Transjawa Toll Road telah meningkatkan modal disetor dan ditempatkan secara tunai pada PT Trans Jawa Paspro Jalan Tol sebesar Rp490,25 miliar, dengan tujuan peningkatan modal disetor dan ditempatkan untuk memenuhi kebutuhan operasional,” kata Senior Vice President Corporate Secretary WSKT, Shastia Hadiarti, dalam keterangannya yang dilansir Kontan.co.id, Minggu (7/10/2018).

Dampak atas transaksi tersebut adalah kepemilikan saham PT Waskita Transjawa Toll Road akan terdilusi apabila tidak melakukan peningkatan modal disetor dan ditempatkan pada PT Trans Jawa Paspro.

“Maka akan berpengaruh secara tidak langsung terhadap WSKT sebagai kontraktor pada proyek pembangunan ruas jalan tol milik PT Trans Jawa Paspro,” jelas Shastia

Adapun hubungan afiliasi, PT Trans Jawa Paspro selaku pemegang konsesi jalan tol ruas Pasuruan–Probolinggo, merupakan anak perusahaan PT Waskita Transjawa Toll Road dengan kepemilikan saham 99,99%.

PT Waskita Transjawa Toll Road sendiri merupakan anak dari perusahaan PT Waskita Toll Road (WTR) dengan kepemilikan saham 29,99%. Lalu, PT Waskita Toll Road merupakan anak perusaahan WSKT dengan jumlah kepemilikan saham 77,11%.

Sementara itu, WTR sebagai anak usaha Waskita Karya juga telah meningkatkan modal disetor dan modal ditempatkan pada PT Jasamarga Semarang Batang (JSB), yang mencapai Rp14,6 miliar.

Shastia menyampaikan, bahwa peningkatan modal disetor dan modal ditempatkan oleh WTR penting dilakukan supaya kepemilikan saham WTR pada JSB tidak terdilusi.

“Apabila WTR tidak melakukan peningkatan modal disetor dan ditempatkan pada JSB, maka kepemilikan saham WTR pada JSB akan terdilusi,” jelas Shastia, seperti dikutip Wartaekonomi.co.id, akhir pekan kemarin.

Selain faktor dilusi kepemilikan saham, peningkatan modal dilakukan karena faktor pemenuhan kebutuhan operasional JSB. Jika tidak dilakukan peningkatan modal disetor dan ditempatkan, kontraktor pembangunan ruas jalan tol milik JSB akan terkena dampaknya.

“Apabila WTR sebagai pemegang saham tidak melakukan peningkatan modal disetor dan ditempatkan tersebut akan berpengaruh secara tidak langsung terhadap Perseroan sebagai kontraktor pada proyek pembangunan ruas jalan tol milik JSB tersebut,” imbuhnya

Peningkatan modal disetor dan ditempatkan ini pada akhirnya berpengaruh pada struktur kepemilikan saham. Setelah dilakukan peningkatan modal, struktur kepemilikan saham antara WTR dan JSB menjadi imbang. Keduanya masing-masing memiliki saham sebesar 40% atau setara dengan 68 juta lembar saham yang senilai dengan Rp68,1 miliar. Sementara itu, sebesar 20% saham lainnya saat ini dimiliki oleh PT Lintas Marga Jawa.(DD)