PT Pegadaian (Persero) untuk ketiga kalinya terpilih sebagai BUMN Terbaik untuk sektor keuangan bidang pembiayaan dan keuangan lainya dalam acara penganugerahan Tokoh Finansial Indonesia (TFI) ke-15. Pegadaian dinilai berhasil mengusung inovasi dan strategi baru dalam pengembangan bisnis di tengah perlambatan ekonomi.
Penghargaan ini diberikan oleh Majalah Investor kepada Pegadaian atas kinerja BUMN dengan menggunakan penilaian kualitatif, sumber informasi sekunder dan diskusi intensif di antara dewan juri. Adapun para dewan juri adalah Ekonom Aviliani; Dewan Audit OJK, Hotbonar Sinaga; Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia, Suheri; Firmanzah, Rektor Paramadina; dan Ketua Kajian Asosiasi Emiten Indonesia, Gunawan Tjokro.
“Ketika semua industri keuangan dituntut untuk survive karena berbagai tantangan lokal maupun global, Pegadaian tetap mampu membukukan kinerja keuangan yang positif, sehingga dinilai layak menjadi inspirasi bagi perusahaan lain,” ungkap Direktur Keuangan dan Perencanaan Strategis Pegadaian, Ninis Kesuma, yang dilansir laman Perseroan, Jumat (21/12/2018).
Ninis menambahkan, penghargaan ini diberikan kepada Pegadaian karena dinilai sigap dalam menghadapi disrupsi dan turbulensi. “Ketika lingkungan bisnis keuangan mengalami perubahan yang dinamis, Pegadaian mampu terus bertumbuh dan melakukan transformasi bisnis. Award ini tidak hanya menjadi motivasi bagi jajaran pimpinan Pegadaian, melainkan segenap karyawan untuk terus menciptakan inovasi dan meningkatkan kinerja perusahaan. Terlebih Pegadaian merupakan perusahaan yang bergerak di industri keuangan non bank, yang berubah dengan cepat dan sangat kompetitif di era digital,” ujar Ninis.
Menurut Ninis, penghargaan ini menjadi pembuka jalan Pegadaian untuk melantai di bursa pada 2022. “Kami saat ini masih sedang merampungkan proses transformasi dan mempersiapkan aksi korporasi tersebut, sekaligus menunggu izin dari Kementerian BUMN. Pegadaian menjadi perusahaan terbuka bukan hanya untuk mencari pendanaan baru, tapi untuk meningkatkan manajemen perusahaan untuk lebih profesional dan transparan,” kata Ninis.
Hal tersebut, lanjut Ninis, dilakukan untuk menjadikan Pegadaian menjadi The Most Valuable Finance Company dan agen inklusi keuangan. Selain itu, Pegadaian juga menyiapkan tim organisasi dan manajemen proyek agar memiliki sumber daya manusia (SDM) dan sistem yang kuat.
Saat ini Pegadaian sedang bertransformasi untuk menjadi lebih muda(h) di usianya yang ke-117 tahun, dengan menyasar anak muda (milenial). Dia mencontohkan dibukanya The Gade Coffee and Gold sebagai bentuk layanan Prioritas, yang telah didirikan di seluruh wilayah di Indonesia dan tercatat hingga Desember 2018 telah mencapai 20 outlet.
“Ini akan menambah tenaga untuk memperkuat dari sisi keuangan dan kontribusi masyarakat terhadap Pegadaian. Walaupun begitu Pegadaian tidak akan meninggalkan core bisnis, tetap gadai,” tegas Ninis.(DD)