PT Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah) telah siap untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2019. Namun, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) selaku induk perusahaan mengaku masih akan menunggu momen yang tetap untuk rencana anak usahnya tersebut.
Wakil Direktur Utama BNI, Herry Sidharta, mengatakan bahwa IPO tentu harus direncanakan secara matang, termasuk dilakukan di momen yang tepat. Saat ini, BNI induk masih mempertimbangkan banyak hal termasuk situasi pada 2019 yang bertepatan dengan pemilu.
“Pada 2019 itu masih dipertimbangkan, memang kita akan coba milestone IPO tapi belum, akan dilihat nanti situasi dan kondisinya bagaimana, karena kan posisinya akan pemilu,” kata Herry, dalam keteranganya yang dilansir dari Republika.co.id, Minggu (21/10/2018).
Herry menjelaskan, untuk memperkuat sisi permodalan tentu opsi IPO bagi anak perusahaan, BNI Syariah sangat di dorong. BNI induk siap mendukung dari berbagai aspek. Meski tidak sekaligus mengarahkan para pemegang saham induk BBNI.
Dari segi kesiapan, Herry menegaskan bahwa semua sudah siap. Baik BNI induk maupun BNI Syariah sudah siap untuk melantai di bursa, hanya perlu momen yang tepat saja.
“Untuk 2019, memang mau kami coba sebagai milestone. Kami akan lihat nanti situasi dan kondisinya seberapa jauh karena kita tahu 2019 ini posisinya kan ada Pemilu dan Pilpres, jadi kami melihat ke arah sana,” ujar Herry, seperti dikutip dari CNBCIndonesia.com, Minggu (21/10/2018).
Lebih lanjut, Herry juga mengatakan jika belum ada kriteria khusus yang ditentukan bagi calon investor di sini. “Pasti yang syariah, ini yang masih kami cari,” imbuhnya.
BNI induk, tambah Herry, tentu akan mencari investor yang sesuai dengan koridor anak perusahaan. Herry pun menyebut, kontribusi BNI Syariah terhadap laba bersih BNI mencapai 80% dengan nilai di atas Rp250 miliar dari total kontribusi lima anak perusahaan.(DD)