Telkom Bukukan Pendapatan Rp99,2 Triliun

ilustrasi
Telkom dalam sebuah pameran baru-baru ini | Dok. Telkom

PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) atau Telkom, berhasil membukukan pendapatan Rp99,2 triliun pada sembilan bulan pertama 2018 atau tumbuh 2,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Sementara itu, EBITDA tercatat Rp44,9 triliun dan laba tercatat sebesar Rp14,2 triliun.

“Peningkatan pendapatan ini merupakan hasil dari upaya Perseroan dalam memperkuat kinerja segmen bisnis mobile, disamping terus menumbuhkan segmen bisnis fixed line dan melakukan pengelolaan biaya secara efektif,” ujar Direktur Keuangan Telkom, Harry M Zen, dalam keterangannya yang dilansir laman Perseroan, Senin (29/10/2018).

Di kuartal III 2018, bisnis digital Telkom semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan dengan capaian pertumbuhan sebesar 21,2%  dibanding periode yang sama tahun lalu, dengan mencatatkan kontribusi dominan sebesar 51,88% dari total pendapatan Perseroan.

Kinerja segmen bisnis fixed line Telkom juga terus mengalami penguatan. Pada Sembilan bulan pertama di tahun 2018, pendapatan dari layanan IndiHome tercatat sebanyak Rp9,0 triliun atau meningkat 57,7% dari tahun lalu.

Kontribusi ini diraih berkat peningkatan produktivitas tenaga sales dan teknisi, diversifikasi produk yang menarik dan konten-konten berkualitas, serta sistem IT yang semakin andal.

Selama sembilan bulan pertama 2018, pelanggan IndiHome bertambah 1,7 juta, sehingga total pelanggan hingga akhir September 2018 mencapai 4,7 juta atau meningkat 101,2% dibandingkan tahun lalu, di mana 52% di antaranya merupakan pelanggan layanan Triple Play.

Sementara itu, untuk segmen bisnis enterprise, dalam sembilan bulan pertama ini terdapat peningkatan pendapatan sebesar 18,9%. Pertumbuhan di segmen ini diproyeksikan terus menguat seiring dengan tren digitalisasi bisnis di berbagai perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Di sisi lain, segmen bisnis wholesale and international juga mengalami peningkatan 32,6% dari periode yang sama di tahun 2017. Segmen ini ditargetkan terus tumbuh hingga akhir tahun 2018, di dukung oleh infrastuktur terutama backbone, baik domestik dan internasional.

Sementara itu, sampai dengan akhir tahun 2018, Telkom mengalokasikan capital expenditure (capex) sekitar 25% dari total pendapatan Perseroan. Alokasi belanja modal terbanyak digunakan untuk mendukung bisnis broadband.

“Telkom terus fokus memperkuat infrastruktur untuk meningkatkan kualitas layanan yang mendukung excellent customer experience. Dengan jaringan infrastruktur yang kuat dan andal, diharapkan Perseroan dapat menciptakan sustainable competitive growth dalam jangka panjang,” tandas Harry.(DD)