Tahun Ini, Pertamina Bakal Revisi Target Laba dari Rp32 Triliun

ilustrasi
Salah satu lapangan minyak Pertamina | Dok. Pertamina

PT Pertamina (Persero) berencana untuk merevisi target laba tahun ini karena sejauh ini kinerja keuangan Perseroan terlihat menyusut pada semester I/2018. Selain itu, kondisi harga minyak di pasar internasional yang kurang bersahabat belakangan ini.

Dalam keterangan yang dilansir Tribunnews.com, Jumat (7/9/2018), Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno, mengatakan bahwa laba bersih Pertamina hingga semester I/2018 masih jauh dari target tahun ini yang sebesar Rp32 triliun.

Harry bahkan menyebutkan, laba bersih Pertamina selama enam bulan pertama tahun ini tidak sampai Rp5 triliun. Penyebab merosotnya laba Pertamina di semester I/2018 dipicu oleh kenaikan harga minyak di pasar internasional.

Namun, perhitungan laba bersih Pertamina selama semester pertama tahun ini belum menghitung penambahan subsidi solar yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dari Rp 500 per liter menjadi sebesar Rp 2.000 per liter.

Karena itu, hingga akhir tahun nanti, Kementerian BUMN belum bisa memastikan pencapaian target laba bersih Pertamina yang dipatok sebesar Rp32 triliun.

Pasalnya, laba bersih Pertamina juga akan dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak (Indonesian Crude Price/ICP) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang bisa terus berubah sewaktu-waktu.

“Kami masih menghitung proyeksi laba. Estimasinya kan berubah terus, ICP berubah, kursnya juga berubah,” kata Harry.

Pada tahun lalu, Pertamina masih bisa membukukan laba bersih sebesar Rp34 triliun. Pencapaian laba bersih tahun lalu menurun 19% dibandingkan laba bersih sepanjang 2016 yang tercatat mencapai Rp41,87 triliun.

Sementara itu, Direktur Keuangan Pertamina, Arief Budiman, mengatakan bahwa laba bersih senilai Rp5 triliun belum pasti. Sebab, masih ada selisih harga bahan bakar minyak (BBM) yang belum dibayarkan oleh Pemerintah.

“Belum fixed. Selisih harga, kan, belum. Nanti kami lihat dulu sehingga saat ini belum kami finalkan,” ujar Arief, seperti dikutip Kontan.co.id, Jumat (7/9/2018).

Arief pun menyebutkan, perhitungan kinerja keuangan Pertamina baru terlihat di semester II/2018. Apalagi, lanjutnya, saat ini Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2018 masih dalam proses revisi.

Oleh karena itu, hingga akhir tahun nanti, target laba bersih Pertamina kemungkinan turun dari target RKAP tahun ini sebesar Rp32 triliun. “Itu lagi direvisi. Target akan turun,” ungkap Arief.(DD)