PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menargetkan laba bersih hingga akhir tahun ini berada di kisaran Rp22 triliun - Rp24 triliun. Perseroan optimis mampu mencapai target tersebut, berdasarkan capaian laba bersih di kuartla III/2018 yang berhasil tumbuh 20% menjadi Rp18,1 triliun.
Direktur Keuangan Bank Mandiri, Panji Irawan, mengatakan bahwa mengacu pada guidance, sebenarnya target awal Perseroan untuk laba bersih adalah Rp23 triliun. Namun, melihat pertumbuhan kuartal III/2018 yang signifikan, yakni tumbuh 20% menjadi Rp18,1 triliun, pihaknya optimistis mampu menembus target tersebut.
“Ini betul-betul sangat bisa, sisa tiga bulan itu mencapai sampai Rp24 triliun laba bersihnya,” ujar Panji, dalam keterangannya yang dilansir Kompas.com, Kamis (18/10/2018).
Di sisi lain, lanjut Panji, Bank Mandiri juga terus menekan biaya operasional hingga satu digit. “Bank Mandiri juga konsisten melakukan inisiatif dan efisiensi sehingga menurunkan biaya operasional hingga satu digit,” katanya.
Sementara itu, hingga akhir tahun, Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit 11-13 persen. Hingga kuartal III/2018, penyaluran kredit mereka tumbuh 13,8%. Angka tersebut tertinggi dalam 18 bulan terakhir.
“Ini mengantarkan kami pada keyakinan, loan berada pada speed yang kami rancang,” jelas Panji.
Selain itu, Bank Mandiri juga menurunkan biaya pencadangan sebesar 10,3% dari Rp12,2 triliun menjadi Rp10,96 triliun. Hal ini lantaran turunnya rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) gross Perseroan sekitar 74 bps ke kisaran 3,01%.
“Penurunan rasio NPL terutama di dorong keberhasilan Perseroan dalam melakukan restrukturisasi serta berkelanjutan, di samping pemantauan potensi bisnis debitur secara ketat sehingga dapat membantu debitur memenuhi kewajibannya,” ujar Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Sulaiman Arif Arianto, seperti dikutip CNNIndonesia.com, Kamis (18/10/2018).
Selain meningkatkan kualitas kredit, Sulaiman menjelaskan, pihaknya saat ini fokus mendorong penyaluran kredit produktif, salah satunya di sektor infrastruktur. Hingga September 2018, Perseroan telah menyalurkan kredit infrastruktur sebesar Rp169,8 triliun atau 63,9% dari total komitmen sebesar Rp265,7 triliun.
Di sisi lain, Bank Mandiri mencatat penyaluran Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga September 2018 sebesar 9,2% menjadi Rp761,5 trilun. Seiring pertumbuhan kredit yang lebih besar dari DPK, rasio likuiditas (LDR) Perseroan meningkat dari 89,92% menjadi 93,53%.(DD)