Tahun Ini, BNI Targetkan Pendapatan FBI eChannel Capai Rp1,7 triliun

ilustrasi
Salah satu produk digital BNI | Dok. Bank BNI

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menargetkan kenaikan pendapatan dari fee based income atau FBI eChannel 2018 yakni menjadi Rp1,7 triliun atau lebih besar 13% dari tahun lalu sebesar Rp1,5 triliun.

Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh General Manager Divisi Elektronik Perbankan BNI, Anang Fauzi, dalam keterangannya yang dilansir Bisnis.com, Minggu (7/10/2018).

Adapun, kata Anang, hingga kuartal III/2018 lalu Perseroan sudah mengantongi sekitar Rp1,2 triliun.

“Saat ini pola transaksi mulai bergeser, eChannel kayak ATM pertumbuhan stagnan rerata 1% bahkan ada beberapa ada yang turun, orang mulai tinggalkan ATM dan shifting ke mobile. Jadi kami menggenjot di platform digital yang terbukti signifikan seperti Mbanking saja sudah naik tiga kali lipat yoy,” kata Anang.

Anang mengemukakan, selain itu strategi menggenjot FBI yakni dari agen46, di mana dalam dua tahun ini, BNI sudah memiliki 102.000 agen. Selain itu, melalui aplikasi “Yap”, masyarakat yang bukan nasabah tetap bisa menggunakan produk BNI.

Perseroan juga mencatat pertumbuhan penggunaan digital oleh nasabah terus meningkat. Hingga saat ini, ada 8 juta nasabah yang menggunakan sms banking dan 20 juta nasabah pengguna Mbanking.

Sementara itu, BNI juga menargetkan volume transaksi dari produk anyarnya, yakni Virtual Account Debit BNI sebesar Rp1 triliun hingga akhir tahun.

General Manager Divisi Jasa Transaksional Perbankan BNI, Teddy Wishadi, menyatakan bahwa produk Virtual Account Debit ini sudah dirancang sebelum pelaksanaan Asian Games 2018 lalu.

“Hingga saat ini nilai transaksinya hampir Rp500 miliar. Target hingga akhir tahun Rp1 triliun,” kata Teddy, seperti dikutip Kontan.co.id, akhir pekan kemarin.

Awalnya, kata Teddy, BNI menargetkan nilai transaksi Rp500 miliar, namun karena target telah tercapai sebelum akhir tahun, makan BNI menambah target transaksi tersebut untuk tahun ini.

Sampai saat ini,lanjut Teddy, sudah ada 123 perusahaan baik perusahaan internasional maupun lokal yang menggunakan Virtual Account BNI. Adapun jumlah distribusi kartunya sebanyak 13.500 dengan volume transaksi sebanyak 170.000 transaksi.

“Saat Asian Games kemarin ada sekitar 4.000 kartu virtual account dengan jumlah transaksi hampir Rp15 miliar,” tambah Teddy.

Guna mengoptimalkan eksposur virtual account debit ini, BNI kembali menggunakan produk ini pada gelaran Pertemuan Tahunan IMF–World Bank Group 2018.

Teddy menambahkan, melalui produk ini, BNI akan mendapatkan pendapatan non bunga atau fee based income. Selain itu, selama dana tidak digunakan, maka dana tersebut akan masuk kedalam dana pihak ketiga (DPK) BNI.

Fee based income-nya kalau transaksi di BNI tidak bayar tapi kalau di transaksi di Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), tarifnya sesuai dengan ketentuan GPN,” pungkas Teddy.(DD)