PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam, mencatatkan kinerja gemilang di paruh waktu tahun ini, yang membangun optimisme Perusahaan dalam mengakhiri tahun ini. Antam menargetkan laba bersih hingga akhir tahun ini diperkirakan Rp688,9 miliar, melesat hampir 11 kali lipat dibanding laba bersih tahun lalu yang sebesar Rp64,81 miliar.
“Kinerja bisa dua kali lipat hingga akhir tahun,” ujar Direktur Utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo, seperti dilansir Kontan.co.id, Minggu (9/9/2018).
Proyeksi yang disebutkan Arie tersebut adalah untuk pendapatan dan laba bersih Perusahaan. Catatan saja, semester I tahun ini, pendapatan Antam lompat 292% menjadi Rp11,82 triliun dari sebelumnya Rp3,01 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Sedang laba bersihnya tercatat Rp344,45 miliar. Padahal, Antam masih merugi Rp496,12 miliar di paruh waktu yang sama pada tahun lalu.
Dengan asumsi tersebut, Antam diperkirakan mampu meraup pendapatan Rp23,64 triliun, naik sekitar 87% dibanding realisasi pendapatan 2017, Rp12,65 triliun. Sementara, laba bersih Perusahaan hingga akhir tahun ini diperkirakan Rp688,9 miliar.
Perkiraan kinerja tersebut masih menggunakan asumsi target produksi yang sudah direncanakan manajemen sejak awal. Antam menargetkan mampu memproduksi feronikel sebesar 26.000 ton nikel (TNi). Realisasinya saat ini sebesar 12.811 TNi. Adapun volume penjualan emas ditargetkan sebesar 24.000 kilogram (kg). Semester I tahun ini, Antam telah merealisasikan penjualan 13.760 kg emas.
Menurut Arie, emas boleh jadi logam dengan unsur ikatan atom paling mulia. Tapi, secara bisnis, margin laba logam nikel justru jauh lebih menguntungkan. Hal ini yang bakal menopang kinerja Antam ke depan. “Margin laba emas hanya sekitar 2%. Kalau nikel bisa mencapai 30%,” jelasnya.
Dikatakan, bahwa volume penjualan emas Antam pada semester I/2018 tercatat 13.760 kg atau tumbuh sebesar 317% dibandingkan 3.298 kg pada periode yang sama tahun 2017.
Arie menjelaskan, peningkatan tersebut seiring dengan upaya Antam meningkatkan utilitas pengolahan pabrik pemurnian serta pengembangan pasar emas Antam baik domestik maupun ekspor.
Selain emas, penjualan feronikel sepanjang semester I/2018 juga tercatat positif dengan kenaikan 90% menjadi 12.579 ton nikel dalam feronikel (TNi) dibandingkan periode sama tahun 2017 sebesar 6.634 TNi.
“Peningkatan performa produksi feronikel yang didukung dengan kestabilan operasional pabrik menempatkan Antam menjadi salah satu produsen feronikel global dengan biaya tunai operasi yang rendah di tengah volatilitas harga bahan bakar minyak dan batu bara internasional,” kata Arie, dalam keterangannya yang dilansir Antaranews.com, Minggu (9/9/2018) .
Arie menjelaskan, penjualan feronikel tersebut merupakan kontributor terbesar kedua dari total penjualan bersih Antam, yakni menyumbang Rp2,47 triliun atau 21% dari total penjualan bersih semester I/2018.(DD)