PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) menyiapkan belanja modal Rp8,73 triliun pada 2019 dan berencana untuk melakukan investasi di sektor infrastruktur sebesar Rp1,27 triliun.
Direktur Keuangan dan Pengelolaan Kapital Manusia PTPP, Agus Purbianto, mengungkapkan Perseroan menanggarkan belanja modal Rp8,73 triliun pada 2019 atau naik dari proyeksi realisasi investasi 2018 yang mencapai Rp6,78 triliun.
Salah satu rencana investasi Perseroan pada tahun depan yakni di bidang infrastruktur. Menurutnya, Perseroan mengalokasikan Rp1,27 triliun di sektor tersebut dari total anggaran belanja modal 2019.
Agus menjelaskan bahwa rencana belanja modal tahun depan dihitung berdasarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,3%. Dari situ, pertumbuhan industri diperkirakan mencapai 3 kali hingga 4 kali. “Itulah dasarnya serta kemampuan leverage kami,” ujar Agus, dalam keterangannya yang dilansir Bisnis.com, Rabu (12/12/2018).
Agus menambahkan, perhitungan belanja modal tersebut mempertimbangkan leverage Perseroan. Artinya, PTPP ingin memastikan tingkat leverage Perseroan tetap terjaga. Adapun komposisi sumber pendanaan akan berasal dari internal, surat utang, dan pinjaman perbankan. Meski komposisi hampir berimbang, namun sindikasi perbankan memiliki porsi lebih besar.
Sementara itu, PTPP terlihat optimistis untuk mencapai total target pencapaian kontrak baru di tahun 2018 sebesar Rp49 triliun. Hingga bulan Oktober 2018, PTPP baru merealisasikan 72,04% atau sebesar Rp35,3 triliun dari total target tahun ini.
Analis Trimegah Sekuritas, Adi Prabowo, melihat untuk mencapai nilai kontrak akhir tahun ini, PTPP haruslah konsisten pada pekerjaan konstruksi yang ingin dilakukan. “Karena kendalanya bagaimana menjaga konsistensi guidance perusahaan konstruksi itu sendiri. Itu yang membuat target berapa tetapi achievement tak seberapa,” ujar Adi, seperti dikutip Kontan.co.id, Rabu (12/12/2018).
Sampai akhir tahun ini saja, Adi meyakini bahwa PTPP bisa mencapai target kontrak barunya. Karena melihat kinerja PTPP dalam meraih kontrak-kontraknya. Ia melihat dibanding perusahaan konstruksi lain, presentasi PTPP dalam meraih kontrak baru masih lebih unggul.
“Ya kalau dilihat dari performa kontrak baru, PTPP masih unggul. Tetapi kontrak baru yang diperoleh bukan menjadi tolak ukur bahwa emiten tersebut underperformance atau tidak. Melainkan yang dilihat adalah orderbook itu sendiri,” tambah Adi.
Adapun Adi memperkirakan pendapatan PTPP akhir tahun 2018 mencapai Rp23 triliun dengan perolehan laba bersih Rp1,45 triliun. Sementara tahun 2019, pendapatan PTPP diperkirakan Adi mencapai Rp27,4 triliun dengan laba bersih Rp1,6 triliun.
“Selama PTPP fokus melakukan pekerjaan konstruksi yang diambil dalam kontrak barunya,” imbuhnya.(DD)