Tahun Depan, AP II Siapkan Dana Investasi Rp11 Triliun

ilustrasi
Direktur Utama AP II, Muhammad Awaluddin | Dok. Angkasa Pura II

PT Angkasa Pura II (Persero) telah menyiapkan dana investasi atau capital expenditure (capex) hingga Rp11 triliun pada 2019. Dana ini rencananya akan digunakan untuk pengembangan bisnis Perseroan.

Direktur Utama AP II, Muhammad Awaluddin, mengatakan jumlah dana investasi tersebut cenderung menurun hingga 41,1% dibandingkan dengan alokasi 2018 yang mencapai Rp18,7 triliun.

“Kami sudah susun alokasi dana capex hingga Rp11 triliun untuk tahun depan,” kata Awaluddin, dalam keterangannya yang dilansir Bisnis.com, Rabu (14/11/2018).

Menurutnya, dana investasi Rp11 triliun itu akan digunakan Perseroan untuk pemeliharaan dan operasional bandara, serta pengembangan usaha. Selain itu, juga akan dialokasikan untuk penambahan dan peningkatan bisnis non aeronautika.

Pada tahun ini, dana investasi sebesar Rp18,7 triliun terdiri atas peningkatan sisi udara sebesar Rp7,7 triliun, peningkatan sisi darat sebesar Rp5,4 triliun, dan fasilitas penunjang Rp5,6 triliun.

Dia menambahkan, sebagian besar dana investasi tersebut akan digunakan untuk pengembangan bandara yang ada, termasuk empat bandara yang dialihkelolakan dari Unit Pengelola Bandar Udara (UPBU) Kementerian Perhubungan, dan revitalisasi gedung Terminal 1 dan 2 Bandara Soekarno-Hatta.

Keempat bandara tersebut antara lain, Bandara Fatmawati Soekarno di Bengkulu, Bandara Radin Inten II di Lampung, Bandara Hanandjoeddin di Belitung, dan Bandara Tjilik Riwut di Palangkaraya.

Dana investasi awal atau initial capital expenditure outlay yang dibutuhkan untuk mengembangkan keempat bandara tersebut berada pada kisaran Rp2,2-2,5 triliun. Akan tetapi, pendanaan tersebut menggunakan skema kerja sama pemanfaatan (KSP).

Sementara itu, AP II mencatat sejumlah bandara yang dikelolanya masih mengalami kerugian. Namun demikian, bandara tersebut akan segera memberikan keuntungan seiring dengan kenaikan jumlah penumpang.

Awaluddin mengatakan, hingga saat ini ada tiga bandara yang masih merugi yaitu Bandara Silangit Medan, Bandara Depati Amir Pangkal Pinang dan Bandara Banyuwangi.

“Ada beberapa (rugi). Memang traffic-nya sedang tumbuh. Seperti Silangit sekarang sedang tumbuh ke arah 500 ribu (penumpang). Silangit baru dioperasikan 2015, tetapi sekarang traffic-nya di 2018 berada di atas 500 ribu. Tanjung Pinang juga kurang lebih sama. Kemudin Banyuwangi juga masih kisaran 300 ribuan (penumpang), kita akan buka internasional,” ujar Awaluddin, seperti dikutip Liputan6.com, Rabu (14/11/2018).

Awaluddin pun yakin, dalam waktu dekat ketiga bandara bisa mencetak keuntungan. Sebab, saat ini peningkatan jumlah penumpang pada ketiga bandara ini sangat signifikan.

“Tiga itu traffic-nya tumbuh gila-gilaan. Karena banyawangi bisa tumbuh sampai 200%. Silangit tumbuh 60-80%. Tanjung Pinang juga, karena mereka sedang tumbuh. Habis kita bangun, kita suntik capex, fasilitas baik, jadi maskapai datang lebih nyaman. Dulu Silangit runway cuma berapa, traffic kecil,” tandasnya.(DD)