Strategi efisiensi menjadi strategi yang ampuh bagi sebagian perseroan yang bergerak di bidang migas dan batubara, termasuk PT Elnusa Tbk, perusahaan nasional penyedia jasa energi . Sebagaimana diketahui, harga komoditas minyak global masih rendah, kinerja ELSA pun turut goyah. Namun, dengan strategi efisiensi, ELSA mampu bertahan, bahkan sukses menorehkan laba bersih.
Pada kuartal I 2016, ElSA berhasil membukukan laba bersih yang melonjak sebesar 44,0% mencapai Rp93 miliar dibandingkan Rp65 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya meski pun pendapatan usaha Perseroan relatif flat atau hanya turun sebesar 0,4% menjadi Rp921 miliar.
Dalam keterangan tertulis yang dirilis 26 April lalu, Direktur Utama ELSA Syamsurizal, menjelaskan, peningkatan kinerja ini didorong salah satunya oleh efek dari efisiensi struktur biaya sebagai upaya ELSA yang cepat merespon situasi industri
Analis Phillip Securities Destya Faishal belum lama ini menjelaskan, rendahnya harga minyak global memang membuat aktivitas pengeboran minyak berkurang dan ini mempengaruhi bisnis ELSA. "Jadi, ELSA melakukan effort lebih untuk menjaga kualitas efisiensinya," katanya seperti dikutip portal berita ekonomi kontan.co.id, hari ini (3/5).
Hasilnya, beban pendapatan ELSA periode tersebut turun 7,7% yoy menjadi Rp 707,8 miliar. Yang menarik adalah, penurunan beban ini juga karena rendahnya harga minyak sehingga beban bahan bakar untuk operasional bisnis dan beban rental ELSA juga mengalami penurunan masing-masing 38% dan 51%.
Penurunan tersebut juga membuat rasio beban pokok terhadap pendapatan ELSA ikutan turun. Kuartal I tahun ini, besarannya sebesar 76%, sementara periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 83%.
Pada saat yang bersamaan, utang ELSA turun menjadi Rp 352,2 miliar dari sebelumnya Rp 419,6 miliar. Sementara, beban bunga perseroan juga turun 14%. Hal ini yang membuat bottom line ELSA semakin menarik.