PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF, selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengembang pembiayaan sekunder perumahan, berencana untuk menerbitkan obligasi berlenajutan tahap VI tahun 2018 senilai Rp2 triliun. Obligasi ini merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan IV SMF dengan target dana Rp12 triliun.
Menurut keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dilansir CNBCIndonesia.com, Senin (8/10/2018), obligasi ini diterbitkan dengan jumlah pokok senilai Rp886 miliar dengan dua seri yang dijamin secara kesanggupan penuh (full commitment).
Untuk Seri A, jumlah pokoknya senilai Rp548 miliar dengan bunga tetap sebesar 8,25% per tahun dan memiliki jangka waktu selama 370 hari. Sedangkan jumlah pokok obligasi seri B ditawarkan senilai Rp338 miliar dengan kupon sebesar 8,70% per tahun dan berjangka waktu selama 3 tahun penuh.
Sementara sisanya, yakni Rp1,11 triliun akan dijamin secara kesanggupan terbaik (best offer). Apabila jumlah dalam kesanggupan terbaik tersebut tidak terjual seluruhnya, maka sisa plafon tersebut tidak menjadi kewajiban SMF untuk menerbitkan obligasinya.
Nantinya, hasil dana yang diperoleh akan digunakan SMF untuk menggantikan sebagian dana ekuitas yang disalurkan sebagai pinjaman kepada penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau refinancing aktiva produktif per tanggal 30 Juni 2018 senilai Rp3,99 triliun.
Tanggal masa penawaran umum dari obligasi tersebut yakni tertanggal 16 Oktober 2018, dengan tanggal penjatahan pada 17 Oktober 2018 dan distribusi obligasi secara elektronik pada 19 Oktober mendatang.
Sebelumnya, dalam keterangan yang dikutip Beritasatu.com, akhir pekan kemarin, disebutkan bahwa Manajemen SMF telah menyelesaikan masa penawaran awal (bookbuilding) obligasi penawaran umum berkelanjutan (PUB) IV tahap VI tahun 2018.
Terkait obligasi PUB IV tahap VI yang akan diterbitkan, SMF mengaku telah meraih rating idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Adapun, secara kinerja perusahaan masih menunjukkan tren kenaikan.(DD)