PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam berhasil mencetak laba pada semester pertama tahun ini, yang disebabkan kenaikan harga komoditas serta volume penjualan. Emiten pelat merah ini berhasil meraup laba bersih Rp344,45 miliar di semester I/2018. Pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan tambang emas milik Pemerintah ini masih merugi Rp496,12 miliar.
“Pertumbuhan keuangan kinerja Antam positif terutama disebabkan dari kinerja produksi dan penjualan komoditas utama,” kata Direktur Utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo, dalam keterangannya yang dilansir Kontan.co.id, Jumat (7/9/2018).
Dijelaskan bahwa penjualan bersih Antam pada semester I/2018 tercatat Rp11,82 triliun, meningkat 292% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp3,01 triliun. Kenaikan ini turut mendorong laba usaha menjadi Rp1,03 triliun, naik 551% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp230 miliar.
Produksi feronikel pada semester I/2018 mencapai 12.811 ton nikel dalam feronikel (TNi), jumlah itu naik 37% dibandingkan capaian produksi semester I/2017 sebesar 9.327 TNi. Penjualan feronikel pun naik hingga 90% dari 6.634 Tni menjadi 12.579 TNi.
Total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung mencapai 1.041 kg atau naik 3% dibandingkan semester I/2017 sebesar 1.013 kg. Sedangkan volume penjualannya tercatat sebesar 13.760 kg atau naik sebesar 317% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan 3.298 kg.
“Peningkatan penjualan tersebut seiring dengan upaya Antam untuk meningkatkan utilitas pengolahan pabrik pemurnian serta pengembangan pasar emas Antam baik domestik dan ekspor yang didukung pegembangan inovasi produk logam mulia Antam,” jelas Arie.
Sedangkan untuk volume bijih nikel, pada Semester I/2018 tercatat sebesar 3,76 juta wet metric ton (wmt). Jumlah itu naik 138% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni 1,58 juta wmt. Sedangkan volume penjualan bijih nikel berada di angka 1,92 juta wmt, atau tumbuh 488% dibandingkan dengan semester I/2017 yang hanya sebesar 326 ribu wmt.
Komoditas bauksit juga memberikan kontribusi positif pada Semester I/2018 dengan capaian produksi 416 ribu wmt, naik 102%. Volume penjualan bauksit mencapai 256 ribu wmt, naik sebesar 100%, di mana pada Semester I/2017 berada di angka 128.232 wmt.
Untuk semester II/2018, seperti dikutip CNBCIndonesia.com, Jumat (7/9/2018), Arie yakin produksi Antam akan menunjukkan hasil yang lebih baik dari semester pertama. Dia berharap pula harga emas yang tengah turun bisa segera membaik.
Menurut Arie, Perseroan juga mengalami peningkatan jumlah aset, meski tipis nilainya menjadi Rp31,33 triliun di periode paruh pertama 2018, dari posisi akhir Desember lalu sebesar Rp30,14 triliun. Terdiri dari aset lancar sebesar Rp9,73 triliun dan aset tak lancar sebesar Rp21,60 triliun.
Kemudian, jumlah liabilitas Perseroan juga naik tipis menjadi Rp12,48 triliun dari posisi akhir Desember 2017 yang sebesar Rp11,52 triliun. Liabilitas jangka pendek bernilai sebesar Rp5,69 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp12,48 triliun.
Ekuitas perusahaan pertambangan nikel dan emas milik negara ini mengantongi ekuitas senilai Rp18,85 triliun, naik tipis dari Rp18,49 triliun di 2017 lalu.(DD)