Untuk memenuhi kebutuhan investasi proyek Rembang, Jawa Timur, dan Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. menjajaki fasilitas perbankan sebesar Rp7 triliun, dengan alokasi Rp3 triliun untuk menyelesaikan pembangunan pabrik semen di Rembang, dan Rp4 triliun untuk Pidie. Direktur Keuangan Semen Indonesia Ahyanizzaman mengatakan, untuk penjajakan tersebut Semen Indonesia mengundang 15 bank dari bank BUMN maupun swasta nasional.
"Kami undang 15 bank baik BUMN maupun swasta nasional," tutur Direktur Keuangan, Ahyanizzaman, di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (22/4), sebagaimana dilansir oleh neraca.co.id.
Namun, Ahyanizzaman enggan mengungkapkan identitas perbankan tersebut. Adapun alokasi pembiayaan ini untuk menyelesaikan pembangunan pabrik semen di Rembang sekitar Rp3 triliun dan Pidie Rp4 triliun.
Saat ini, Semen Indonesia tengah menyelesaikan pembangunan dua pabrik terintegrasi, yakni di Rembang dan Indarung VI masing-masing produksi 3 juta ton per tahun. Perseroan juga telah menandatangani pembentukan perusahaan patungan (JV) dengan PT Samana Citra Agung untuk menggarap pabrik di Pidie, Aceh. Dengan adanya pabrik baru di Rembang dan Indarung VI, maka kapasitas produksi Semen Indonesia sepanjang tahun ini diperkirakan mencapai 37,8 juta ton.
Di sisi lain, Semen Indonesia siap mengisi kebutuhan pasar di area produk turunan semen, salah satunya precast. Oleh sebab itu, perseroan akan memperbesar pangsa pasar entitas usaha yang mengurus bsinis produk turunan semen, PT Varia Usaha Beton.
"Bisa juga dengan cara membeli saham perdana (IPO) PT Waskita Beton. Jadi, kita pemegang sahamnya," ungkap dia.
Sementara itu, Direktur Utama, Suparni, mengakui penjualan Semen Indonesia dalam tiga bulan pertama tahun ini stagnan. Hal tersebut disebabkan adanya perusahaan baru yang bergerak di bidang semen serta pasokan semen nasional berlebihan.
"Market share kita juga turun 1,5-2% karena ada pemain baru yang sudah terdaftar di asosiasi semen," kata Suparni.
Diakuinya, pabrik semen di Rembang dan Indarung VI mulai diuji coba operasi pada Oktober 2016, dengan kapasitas produksinya 400-500 ribu ton.. Pabrik sepenuhnya beroperasi awal tahun depan.