Semen Indonesia Bagikan Dividen Rp 1,81 Triliun

Semen Indonesia
Ilustrasi Semen Gresik |

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar PT Semen Indonesia (persero) Tbk  menyetujui 40% perolehan laba bersih yang diperoleh tahun 2015 sebesar Rp 4,52 triliun untuk dimanfaatkan sebagai dividen tunai yang akan dibagikan kepada pemegang saham.

"Nilai dividen yang bakal dibagikan ke pemegang saham jadinya sebesar Rp 1,81 triliun atau setara dengan Rp 304,91 per lembar saham," ujar Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia, Agung Wiharto, di Hotel JW Marriot, Jakarta, Jumat (13/5/2016).

Sedangkan untuk sisa laba bersih yang diperoleh, yakni sebesar Rp 2,71 triliun atau sekitar 60%-nya akan dialokasikan sebagai cadangan dan laba ditahan. "Dana ini untuk mendukung pengembangan bisnis perusahaan kedepannya," imbuhnya.

Sementara untuk kinerja keuangan, perseroan mencatat adanya konsumsi semen di Indonesia tercatat sebesar 61 juta ton. Konsumsi sebesar ini mengalami kenaikan 0,9% dari tahun 2014 sebesar 59,91 juta ton. Volume penjualan perseroan, termasuk Thang Long Cement di Vietnam, meningkat 0,6% dibandingkan 2014 menjadi 28,7 juta ton. Di pasar domestik, volume penjualan Perseroan sebesar 26,1 juta ton dengan penguasaan pangsa pasar 43%.

Lalu untuk kinerja kuartal pertama tahun ini, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 6,02 triliun. Pendapatan ini turun sekitar 5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 6,34 triliun.

Menurut Direktur Utama PT Semen Indonesia yang baru saja terpilih, Rizkan Chandra, penurunan pendapatan banyak disebabkan oleh turunnya volume penjualan menjadi 6,56 juta ton atau turun 0,9% dari periode yang sama di 2015 sebesar 6,61 juta ton serta tekanan harga jual sebagai akibat dari naiknya tingkat persaingan di pasar domestik.

"Secara tak langsung pendapatan yang turun, turut mempengaruhi laba bersih perseroan sebesar Rp 1,03 triliun di kuartal pertama 2016 atau susut 13% dari periode yang sama di 2015 sebesar Rp 1,19 triliun," jelas Rizkan.

Meskipun demikian, lanjut dia, melalui berbagai upaya efisiensi pihaknya berhasil menurunkan Beban Pokok Penjualan sebesar 5% atau menjadi Rp 3,6 triliun. Tahun lalu, Beban Pokok Penjualan tercatat sebesar Rp 3,78 triliun.

Kemudian diperkirakan, pasokan semen dalam negeri akan mengalami peningkatan 20% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara dari sisi demand diperkirakan akan tumbuh 5-6%. Namun demikian, menurutnya, di tahun ini pula persaingan industri semen dalam negeri semakin meningkat dengan telah mulai beroperasinya pabrik-pabrik semen terintegrasi milik para pemain baru di Indonesia, baik pemain global maupun swasta nasional.
 

(AR)