Usaha PT Timah (Persero) Tbk. dalam mempertahankan kinerjanya di tahun 2015 patut diapresiasi. Pasalnya, di tengah kemelut harga komoditas logam timah yang terus turun pada tahun 2015, PT Timah masih mampu meraih keuntungan, meski keuntungan itu sendiri menyusut tajam sebesar 84 persen dari tahun sebelumnya.
Berdasarkan catatan dalam pembukuan perseoran, pendapatan tahun 2015 sebesar Rp6,84 triliun atau turun 9% dari tahun sebelumnya 2014 yakni Rp7,51 triliun, sementara laba laba bersih sebesar Rp101,56 miliar, atau menurun sebesar 84 persen dari tahun sebelumnya yaitu Rp 672,99 miliar.
Purwijayanto, salah satu Direksi PT Timah, hari ini (7/5) di hadapan media seusai acara Rapat Umum Pemegang Saham, di Hotel Aryaduta, Jakarta, memaparkan, pencapaian kinerja positif tersebut merupakan buah dari upaya perseroan yang terus melakukan efisiensi dan pengefektifan biaya-biaya, seperti pemakaian BBM, suku cadang serta menghentikan alat produksi yang tidak produktif dan berbiaya tinggi, sehingga mampu menekan atau memangkas biaya pokok produksi.
Selain itu, katanya, dengan adanya peraturan Menteri Perdagangan No. 33 tahun 2015 yang mengatur kembali tata niaga komoditas logam timah, telah membawa dampak positif terhadap makin membaiknya harga komoditas logam timah dunia pada triwulan I 2016 yang sudah mencapai US$ 17.625/Mt di mana tahun 2015 mencapai harga US$ 13.000/Mt.
Sebagaimana telah diketahui, dalam menertibkan kegiatan penambangan timah di Indonesia, pemerintah melalui Departemen Perdagangan mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 tahun 2015 yang salah satu diantaranya adalah bahwa untuk melakukan ekspor timah harus memiliki sertifikat “Clear & Clean” (CnC) yang artinya ketelurusan asal usul bijih timah harus berasal dari Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang sah dan sesuai regulasi yang berlaku.
Dampak dari regulasi ini mulai terlihat sejak awal tahun 2016 di mana harga logam timah di Bursa Timah bergerak positif, sehingga memberikan optimisme terhadap membaiknya tata kelola pertimahan Indonesia yang dapat mendongkrak performa PT TIMAH ke depan.
Untuk menjaga kesinambungan (sustainability) perusahaan, PT TIMAH pada tahun 2015 mulai melakukan diversifikasi usaha dengan membentuk anak perusahaan antara lain; PT Rumah Sakit Bhakti Timah yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan, anak perusahaan di bidang properti; serta mulai mengolah mineral ikutan berupa Tanah Jarang (Rare Earth) di mana pada tahun 2015 sudah merampungkan pabrik pengolahan Mini Plant di Muntok Bangka Barat dan saat ini dilanjutkan ketahapan skala industri.
Sebagai perusahaan yang berwawasan lingkungan, PT TIMAH menerapkan “Green Mining Practice” yaitu eksploitasi timah dengan tetap menjaga kelestarian area sekitarnya.
Berikut ini catatan ringkas kinerja Finansial PT Timah Tbk.:
- Total Pendapatan sebesar Rp6,84 triliun pada 2015
- Laba bersih tahun berjalan sebesar Rp101,56 miliar
- Total Aset sebesar Rp9,28 triliun
- Total Liabilitas sebesar Rp3,91 triliun
- Total Ekuitas sebesar Rp5,37 triliun