Pos Indonesia Kantongi Pendapatan Rp1,8 Triliun dari Bisnis Pengiriman Parsel

ilustrasi
Salah satu konsumen yang tengah memanfaatkan pelayanan jasa pengiriman Pos Indonesia | Dok. Pos Indonesia

PT Pos Indonesia (Persero) mengalami pertumbuhan luar biasa dari bisnis pengiriman paket atau barang/parsel yang dikerjasamakan dengan salah satu maskapai penerbangan Tanah Air. Tahun ini, Perseroan berhasil mengantongi pendapatan sebesar Rp1,8 triliun dari bisnis tersebut.

“Tinggi sekali pendapatan kita dari parsel tahun ini, itu hampir menyentuh di atas sekitar Rp1,8 triliun. Tumbuh luar biasa, dari tahun ke tahun sekitar 40%,” kata Direktur Utama Pos Indonesia, Gilarsih Wahju Setijono, dalam keterangannya yang dilansir Tempo.co, Kamis (27/9/2018).

Gilarsih mengatakan, meskipun bisnis parsel mengalami peningkatan pesat namun margin-nya relatif lebih kecil dibandingkan produk atau bisnis Pos Indonesia lainnya seperti pengiriman surat dan jasa keuangan.

“Parsel ini tumbuh luar biasa dari tahun ke tahun, itu di atas 40%. Tetapi kita berangkat dari bisnis yang relatif kecil, porsinya kecil karena surat dan jasa yang besar,” kata dia.

Menurutnya, meski secara volume dari bisnis surat dan jasa keuangan mengalami penurunan, namun margin-nya masih baik. Penurunan bisnis pengiriman surat dan jasa keuangan ini, diakui tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang ada saat ini.

“Teknologi yang membuat itu demikian (pengiriman surat turun). Nah kalau untuk jasa keuangan ada dua yakni salah satunya regulasi karena bank diizinkan brandless sehingga yang tadinya jasa keuangan di area itu seolah-olah monopoli pos menjadi bank bisa masuk,” jelas Gilarsih.

Gilarsih menjelaskan, untuk bisnis pengiriman surat pada Januari 2015 indeksnya mencapai 100 namun pada Agustus 2018 turun menjadi 28. Begitu pun dengan jasa keuangan, di tahun 2015 berhasil menyentuh angka Rp1,2 triliun namun tahun ini turun menjadi Rp800 miliar.

“Turun luar biasa, surat turun, jasa keuangan turun, tapi parsel tumbuh luar biasa,” papar Gilarsih, seperti dikutip Antaranews.com, Kamis (27/9/2018).

Meskipun dua bisnis yang margin-nya cukup besar mengalami penurunan, kata Gilarsih, namun pihaknya bersyukur bahwa Pos Indonesia bisa bertahan dan hadir melayani masyarakat di tengah-tengah gempuran perusahaan swasta.

“Jadi fakta mengapa kami hingga hari ini bisa ‘survive’ di tengah-tengah gempuran persaingan bisnis yang ada, itu adalah karena pengelolaan biaya yang lebih baik. Kalau pengelolaan biaya kami tidak baik mungkin saat ini kami tidak ada,” tandasnya.(DD)