PLN Perkirakan Kebutuhan Batu Bara Tahun Ini Meningkat 5%

Ilustrasi
Perusahaan Listrik Negara | Dok. PLN

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, memperkirakan adanya kenaikan kebutuhan batu bara untuk listrik di tahun 2019 ini, yang diprediksi naik dibanding tahun 2018. Sepanjang tahun 2019, kebutuhan batubara PLN diperkikaran sebesar 96 juta ton, atau naik 5% dari realisasi tahun lalu.

Menurut Kepala Divisi Batubara PLN, Harlen, serapan batubara PLN pada tahun lalu ada di angka 91,1 juta ton atau lebih rendah dari target yang dipatok sebesar 92 juta ton.

Serapan batubara ini menyesuaikan dengan konsumsi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), sehingga dengan adanya proyeksi penambahan PLTU baru dari proyek 35.000 megawatt (MW) pada tahun ini, maka kebutuhan batubara pun mengalami peningkatan.

Harlen tidak menerangkan detail porsi penambahan dari PLTU tersebut. Hanya saja, ia memberikan gambaran, sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, rencana pasokan batubara akan ada di angka 23.6 juta ton. “Jadi kebutuhannya sekitar 7,5 juta ton-8 juta ton per bulan,” kata Harlen, seperti dikutip Kontan.co.id, Kamis (17/1/2019).

Sementara itu, PLN tercatat berhasil mencetak laba pada kuartal III/2018 sebelum selisih kurs sebesar Rp9,6 triliun. Angka itu meningkat 13,3% dibandingkan periode sama tahun 2017 sebesar Rp8,5 triliun. Kenaikan laba di topang oleh kenaikan penjualan dan efisiensi yang dilakukan perusahaan serta adanya kebijakan Pemerintah mengenai DMO harga batu bara. “Keadaan PLN jelas sehat secara cash flow,” ujar Direktur Keuangan PLN, Sarwono Sudarto, dalam keterangannya yang dilansir Sindonews.com, Kamis (17/1/2019).

Menurut Sarwono, PLN juga mengalami kenaikan nilai penjualan tenaga listrik sebesar Rp12,6 triliun atau 6,93% sehingga menjadi Rp194,4 triliun di 2018 dibandingkan periode sama tahun 2017 sebesar Rp181,8 triliun. Volume penjualan sampai dengan September 2018 sebesar 173 Terra Watt hour (TWh) atau tumbuh 4,87% dibandingkan tahun lalu sebesar 165,1 TWh.

Perseroan juga terus mempertahankan tarif listrik tidak naik dalam menjaga daya beli masyarakat dan agar bisnis serta industri semakin kompetitif guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Adapun, lanjut Sarwono, jumlah pelanggan pada kuartal III/2018 mencapai 70,6 juta atau bertambah 2,5 juta pelanggan dari akhir tahun 2017 sehingga mendorong kenaikan rasio elektrifikasi nasional dari 95,07% pada 31 Desember 2017 menjadi 98,05% pada 30 September 2018.(DD)