Pertamina Targetkan 200 Ribu Bright Gas Terjual dalam 3 Bulan

Bright Gas 5,5 kg
Ilustrasi model sedang memperkenalkan tabung Bright Gas 5,5 kg |

PT Pertamina (Persero) bakal memacu penjualan tabung Bright Gas 5,5 kg untuk meningkatkan volume penjualan Liquified Petroleum Gas (LPG). Tidak tanggung-tanggung, meski belum genap setahun keberadaannya, Bright Gas sudah ditargetkan dalam tiga bulan ke depan penjualannya bisa meningkat dua kali lipat dari tabung gas yang sudah tersebar di masyarakat saat ini.

Disampaikan Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, sejak diluncurkan pertama kali pada Oktober 2015, hingga saat ini tabung gas berukuran 5,5 kg tersebut telah terjual sebanyak lebih dari 100 ribu tabung.

"Kami harapkan dalam jangka tiga bulan ke depan,  Bright Gas 5,5 kg dapat terjual lebih dari 200 ribu tabung, sehingga dapat mendukung pencapaian laba yang ditargetkan perseroan," ujar Wianda Pusponegoro, dalam keterangan resminya, di Jakarta, Kamis (12/5/2016).

Pertamina yang sebelumnya merugi dari bisnis LPG hingga Rp 4 triliun per tahun, terutama akibat menjual Elpiji 12 kg di bawah harga keekonomian, mulai mencatat laba sejak September 2015. Hal ini seiring penyesuaian harga yang dilakukan bertahap hingga sesuai keekonomian sejak tahun lalu.  

Namun penyesuian harga Elpiji 12 kg juga berdampak pada beralihnya sebagian konsumen ke Elpiji 3 kg. Pasalnya, gap antara harga Elpiji 3 kg dengan 12 kg hampir Rp 7 ribu per kg.

Oleh karenanya, Wianda menuturkan, pihaknya melahirkan Bright Gas kemasan 5,5 kg yang tujuannya adalah mengisi gap konsumen antara Elpiji yang 3 kg dengan 12 kg. "Kami masuk di tengah-tengah agar konsumen 12 kg itu tidak langsung ke 3 kg, tetapi ada produk penyangganya,” ungkapnya.

Menurut Wianda, selain ingin menangkap pasar baru Pertamina juga ingin memanfaatkan swing user, di mana berdasarkan pantauan perusahaan sekitar 53% pengguna loyal Elpiji 12 kg saat ini juga diketahui membeli Elpiji 3 kg dalam frekuensi yang lebih rendah, misalnya sebagai cadangan. Selain itu, Pertamina juga menangkap peluang konsumen dengan karakter low usability yang jumlahnya cukup besar.

"Jadi, sebetulnya konsumen ingin mendapatkan elpiji dengan harga terjangkau. Dengan kemasan yang lebih kecil, konsumen tentu akan menghemat dibanding kemasan 12 kg yang harus ditebus seharga Rp 150 ribu. Sementara dengan kemasan 5,5 kg, konsumen hanya perlu mengeluarkan uang kurang dari Rp 60 ribu," imbuh Wianda.

Namun yang menjadi keraguan konsumen beralih  Bright Gas 5,5 kg adalah pengguna diharuskan memiliki tabungnya terlebih dahulu. Untuk itu, Pertamina bakal melakukan promo dengan cara trade in, atau tukar tabung untuk mendorong masyarakat mampu tetap menggunakan LPG non subsidi.

“Konsumen Elpiji 3 kg yang ingin beralih ke Bright Gas 5,5 kg dalam banyak kesempatan secara seasonal kami lakukan promo trade in untuk penukaran tabung kosong Elpiji 3 kg, dengan Bright Gas 5,5 kg cukup hanya dengan membeli isi LPG-nya saja,” pungkas Wianda.

(AR)