Perusahaan minyak dan gas (migas) terbesar di Rusia, Rosneft dipastikan menjadi pemenang tender untuk pembangunan kilang di Tuban, Jawa Timur, senilai US$ 13 miliar atau sekitar Rp 176 triliun. Rencananya, penandatanganan nota kesepahaman (MoU) akan dilakukan di Jakarta, Kamis ini atau tepatnya tanggal 26 Mei 2016.
Hal ini mengemuka saat jajaran menajemen Rosneft yang dipimpin Chairman of the Management Board Rosneft, Igor Sechin, menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang didampingi oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto pada Jumat (20/5/2016).
Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro megatakan, finalisasi rencana kerja sama kedua perusahaan telah dilakukan selama kunjungan manajemen Pertamina ke Rusia. "Finalisasi sudah dilakukan dan diharapkan pekan depan penandatanganan rencana kerjasama Pertamina dan Rosneft dilaksanakan di Jakarta," kata Wianda.
Lalu diungkapkannya, kerjasama Pertamina dan Rosneft akan mencakup rencana pembangunan kilang baru di Tuban, di mana Pertamina akan menjadi pemegang saham mayoritas. Selain itu, Pertamina juga berkesempatan masuk ke dalam aset-aset hulu migas Rosneft di Rusia.
Sementara itu, Menteri Rini Soemarno menyebutkan, setelah penandatanganan MoU dilakukan, perusahan patungan segera dibentuk oleh Pertamina dan Rostneft. "Rencananya dalam waktu 3 bulan, perusahan patungan tersebut sudah dibentuk dan nantinya pemegang saham mayoritas adalah Pertamina, di mana nilai kepemilikan sahamnya 55-45," ujar Rini.
Lebih lanjut Rini Menyampaikan, dalam pertemuan tadi, Rusia juga menyatakan keinginannya menjadikan Tuban sebagai hub perdagangan minyak di regional. Untuk itu, Rosneft meminta kepada Jokowi untuk kepastian penyewaan lahan. "Bapak Presiden sudah memastikan penyewaan lahan bisa untuk 50 tahun, di mana tanah sewa itu kan 30 tahun, plus 10 tahun dan plus 10 tahun lagi," papar Rini.
Selain itu menurut Rini, saat ini Pertamina sudah melakukan pembicaraan cukup dalam dan Rosneft berkomitmen bahwa Pertamina dapat turut berpartisipasi di ladang-ladang minyak di Rusia.
Pemerintah Indonesia saat ini sedang melakukan studi kelayakan terhadap ladang-ladang minyak Rusia tersebut dan menemukan kesimpulan bahwa ladang tersebut layak untuk digunakan. "Potensinya kita targetkan 200 juta barel total, tapi harapannya dapat 35.000 barel per hari," tandasnya.
(AR)