Pertamina dan Saudi Aramco Lanjuti Kontrak RDMP Cilacap

pertamina-saudi aramco
Proses kontrak Engineering and Project Management Services dalam RDMP Cilacap di kantor pusat Pertamina |

Melanjuti penandatanganan Head of Agreement (HoA) pada tahun lalu, PT Pertamina (Persero) dan perusahaan minyak nasional Arab Saudi, Saudi Aramco mulai menandatangani kontrak Engineering and Project Management Services untuk menentukan pelaksanaan studi Basic Engineering Design (BED) dalam Refinery Development Master Plan (RDMP) IV Cilacap.

Di kesempatan ini keduanya sepakat untuk menetapkan Amec Foster Wheeler Energy sebagai pelaksana studi BED dalam pengembangan RDMP Cilacap. "Untuk melakukan sebuah proyek sebesar ini, keberadaan partner strategis dengan kemampuan teknik dan finansial yang mumpuni sangat diperlukan. Menurut kami Saudi Aramco merupakan partner ideal dan kita telah masuk pada tahapan kedua dengan kemajuan yang sangat signifikan," ujar Direktur Pengolahan Pertamina, Rachmad Hardadi usai mendatangani kerjasama dengan Vice President of International Operations Saudi Aramco Said Al-Hadrami, di Jakarta, Senin (23/5/2016).

Ia melanjutkan, untuk pengembangan studi BED ini akan memakan waktu selama sembilan bulan ke depan. Amec akan mengembangkan ruang lingkup terkait usulan proyek pengembangan kilang yang sudah ada di Jawa Tengah dan menyelesaikan konfigurasi dan paket lisensi.

Setelah itu, baru akan dilakukan tahap Front End Engineering Design (FEED) yang ditargetkan selesai pada 2018. Lalu, mulai masuk fase Engineering Procurement Construction (EPC) di 2019 sehingga proyek RDMP Cilacap direncanakan selesai pada akhir 2022. "Proses ini merupakan bagian dari investasi rencana perluasan kilang Cilacap yang diperkirakan mencapai US$ 5 miliar," imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto menyebutkan, proyek ini akan meningkatkan kapasitas kilang Cilacap menjadi 370 ribu barel per hari (bph), di mana 70% dari total kapasitas tersebut dipasok oleh Saudi Aramco.

"Saudi Aramco siap menyuplai 70% dari kebutuhan kilang Cilacap. Sekitar 260 ribu sampai 270 ribu bph dan tidak menutup kemungkinan bila pasokan itu akan diperbesar jumlahnya," kata Dwi.

Di kesempatan yang sama, Said Al Hadrami menuturkan, kontrak kerja sama kilang Cilacap ini merupakan pencapaian yang luar biasa dalam kerja sama Saudi Aramco dengan Pertamina. Pihaknya memandang, ini sebagai potensi jangka panjang dari investasi dan kerja sama yang menguntungkan kedua belah pihak.

"Proyek ini akan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak dan juga negara. Kami yakin proyek ini dapat meningkatkan kemakmuran Indonesia melalui ketahanan energi yang lebih baik dan memperkuat rantai nilai energi global perusahaan kami," jelas Said.

Diperkirakan, ketika proyek pengembangan mencapai penyelesaian, tidak hanya akan meningkatkan kapasitas kilang menjadi 370 ribu bph. Proyek pengembangan ini juga akan meningkatkan kapasitas petrokimia yang diproduksi kilang, yaitu aromatic meningkat lebih 600 KTPA (kilo tonnes per annum) dan polypropylene hingga 160 KTPA.


(AR)