Pertamina Bakal Kantongi Pengganti Biaya Penyaluran Solar Subsidi USD1,3 Miliar

ilustrasi
Pertamina Energy Forum 2018, Rabu (28/11/2018) | Dok. Pertamina

PT Pertamina (Persero) akan mendapat dana penggantian biaya atas penyaluran Solar‎ subsidi sebesar USD1,3 miliar, dari Pemerintah. Dana pengganti tersebut diperkirakan akan dapat meringankan beban keuangan Perseroan.

Direktur Keuangan Pertamina, Pahala Masyuri, mengatakan bahwa dalam Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2018, beban biaya tambahan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan penugasan akan mendapat penggantian dari negara.

“Untuk BBM penugasan pun nanti ada penggantian dalam bentuk berapa atas dasar formula dibandingkan total biaya kami,” kata Pahala, dalam keterangannya yang dilansir Liputan6.com, Rabu (28/11/2018).

Atas beban biaya tambahan penyaluran Solar subsidi di 2017, Pertamina akan mendapat penggantian dari Pemerintah sebesar USD1,3 miliar dan akan dibayar tahun ini. “Total pergantian yang kami bisa peroleh USD1,3 miliar. Kalapun ada biaya yang ditanggung Pertamina, maka akan digantikan,” tutur Pahala.

Pahala berharap, beban biaya atas penyaluran BBM penugasan atau Premium yang dilakukan pada tahun ini juga diganti pada 2019. “Itu diperhitungkan formula untuk Premium atau Solar. Untuk pergantian itu tadi. kalaupun ada beban, ini sifatnya sementara, nanti akan ada pergantian,” jelasnya.

Sementara itu, Pahal menambahkan, bahwa Pertamina menganggarkan belanja modal kurang lebih sebesar USD5,5 miliar untuk modal kerja Perseroan di tahun depan. Belanja modal tersebut rencananya 50% akan digunakan untuk modal kerja di sektor hulu, dan 25% di sektor hilir.

“Kemudian termasuk ekspansi refinery dan 25% untuk pengembangan infrastruktur logistik,” ujar Pahala, seperti dikutip CNBCIndonesia.com, Rabu (28/11/2018).

Adapun, belanja modal tahun depan mengalami peningkatan dibanding belanja modal tahun ini, yang awalnya dianggarkan sebesar USD5,59 miliar, tetapi direvisi menjadi USD4 miliar. Fluktuasi harga minyak dan nilai tukar Rupiah menjadi salah satu penyebab revisi ini.

Sedangkan, sampai akhir tahun, Pahala menuturkan, realisasi penyerapan belanja modal sampai akhir tahun diperkirakan sebesar USD3,5 miliar - USD4 miliar, bahkan bisa di bawah target.(DD)