Pembangunan PLTGU Jawa 1 Resmi Dimulai, PLN Berpotensi Hemat Hingga Rp43 Triliun

ilustrasi
Pembangunan PLTGU Jawa 1 resmi dimulai | Dok. PLN

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menyambut baik pembangunan proyek terintegrasi infrastruktur gas dan pembangkit listrik gas (PLTGU) Jawa 1 yang resmi dimulai. Pembangunan pembangkit  pertama dan terbesar di Asia Tenggara  yang memadukan infrastruktur gas (LNG-FSRU) dan pembangkit listrik ini berkapasitas 1.760 MW.

Kehadiran PLTGU Jawa 1 merupakan sinergi dari PT Pertamina (Persero) dan PLN untuk menghasilkan pembangkit terpadu berenergi bersih guna menghasilkan listrik yang andal dan terjangkau.

Dalam persemian PLTGU tersebut, dlakukan peletakan batu pertama oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, yang didampingi Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dan Direktur Pengadaan Strategis PLN, Supangkat Iwan Santoso.

“Proyek ini merupakan bagian dari komitmen dan kolaborasi BUMN besar Indonesia yakni Pertamina dan PLN, untuk memberikan solusi LNG to Power guna menghasilkan energi bersih dan terjangkau dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati.

Pengerjaan PLTGU Jawa 1 dilakukan oleh PT Jawa Satu Power, yang merupakan perusahaan konsorsium dari PT Pertamina Power Indonesia (PPI) – anak perusahaan dari Pertamina, Marubeni Corporation dan Sojitz Corporation.

Dengan konstruksi infrastuktur gas dan pembangkit tenaga listrik terpadu ini terdiri dari infrastruktur LNG/gas Floating Storage Regasification Unit (FSRU) dan dua gas turbin paling efisien dengan tingkat emisi terendah. Sementara itu PT Jawa Satu Power memberikan kepercayaan kepada konsorsium General Electric (GE), Samsung C&T and PT Meindo Elang Indah dengan kontrak EPC, dan Perjanjian Pemeliharaan pembangkit listrik selama 25 tahun.

Sesuai kontrak, masa life time PLTGU adalah 25 tahun dan setelah masa kontrak, pembangkit akan diserahkan kepada PLN dengan skema Build, Own, Operate & Transfer (BOOT). Proyek tersebut juga akan dibangun FSRU, di mana di akhir masa kontrak berakhir, maka FSRU tersebut akan diambil alih oleh PLN. Selain itu, setelah proyek tersebut mencapai Commercial Operation Date (COD), sewaktu waktu PLN dapat menggunakan FSRU tersebut untuk memasok gas LNG ke Pembangkit-Pembangkit PLN.

“Pembangkit listrik dengan teknologi combined-cycle Jawa-1 merupakan bagian dari Program 35.000 Mega Watt (MW) dengan pasokan sekitar 1.760MW yang akan disalurkan melalui jaringan listrik nasional Jawa-Bali milik PLN. Pembangkit ini diharapkan bisa menambah pasokan listrik untuk 11 juta pelanggan. Selain itu dalam proyek tersebut PLN juga berhasil mendapatkan harga tarif rendah yakni 5,5308 cUSD/kWh. Sehingga potensi penghematan yang bisa dilakukan Perseroan selama masa kontrak yakni sebesar Rp43 triliun,” Ungkap Direktur Pengadaan Strategis PLN, Supangkat Iwan Santoso, dalam keterangannya yang dilansir, Jumat (21/12/2018).

Iwan menambahkan, bahwa sesuai timeline pembangkit ditargetkan selesai pada September 2021. Penambahannya dari PLTGU Jawa 1 akan semakin menambah kehandalan infrastruktur kelistrikan tanah air, sehingga bisa menarik para investor untuk menanamkan modal dan secara tidak langsung bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pembangkitan listrik Jawa 1 ini tentu akan menciptakan multiplyer effect yang sangat luas bagi perekonomian wilayah Karawang, Bekasi, dan sekitarnya. Salah satunya adalah penyerapan tenaga kerja yang mencapai 4.600 orang pada masa konstruksi dan kurang lebih 200 orang pada masa operasi, sehingga diharapkan bisa berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja baru serta peningkatan perekonomian daerah.(DD)