Pelindo II Bukukan Laba Bersih Rp1,86 Triliun

ilustrasi
Direktur Utama IPC Elvyn G Masassya | Dok. Pelindo II

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Pelindo II/Indonesia Port Corporation (IPC), mencatatkan laba bersih pada kuartal III/2018 sebesar Rp1,86 triliun. Angka tersebut lebih tinggi 20% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,5 triliun.

“Kami akan menjaga tren positif ini dengan terus mendorong peningkatan pendapatan di seluruh lini bisnis IPC dan melakukan efisiensi operasional Perusahaan,” ujar Direktur Utama IPC, Elvyn G Masassya, dalam keterangannya yang dilansir Kompas.com, Senin (19/11/2018).

Pada kuartal ini, EBITDA IPC tercatat sebesar Rp3,217 triliun atau 44% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan realisasi biaya operasional terhadap pendapatan operasional sebesar 68% dari anggaran yang ditetapkan.

“Ini menunjukkan bahwa korporasi berhasil meningkatkan efisiensi, 3% di atas target,” kata Elvyn.

Performa IPC pun tercatat meningkat dari sisi kinerja operasional. Hal ini terlihat dari naiknya volume arus petikemas yang mencapai 5,58 juta TEUs. Jumlah itu tumbuh 12,16% lebih besar dibandingkan realisasi kuartal III/2017. Sedangkan arus non petikemas mencapai 42,78 juta ton atau naik 3,71% dari realisasi kuartal III/2017.

Adapun jumlah kunjungan kapal juga mengalami kenaikan sebesar 7,3% dari realisasi tahun sebelumnya, dengan capaian total sebesar 158,27 Gross Tonage (GT). Demikian pula dengan kunjungan penumpang, di kuartal III/2018, naik 10,31% dengan jumlah 505.480 penumpang.

Elvyn mengatakan, IPC terus meningkatkan jumlah pelanggan dan mengembangkan pangsa pasar pelabuhan. “Tahun depan IPC berencana melepas kembali saham anak perusahaan yakni PT Pelabuhan Tanjung Priok di Bursa Efek Indonesia (BEI),” imbuh Elvyn.

Sementara itu, IPC juga tengah mendorong Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu menjadi hub port untuk kegiatan ekspor di wilayah pantai barat Indonesia, setelah pelabuhan itu menerapkan dedicated terminal.

General Manager IPC cabang Bengkulu, Hambar Wiyadi, mengatakan bahwa dengan dedicated terminal ini, pihaknya optimistis pelabuhan Pulau Baai Bengkulu menjadi pelabuhan pilihan bagi kapal liner internasional dan regional.

Dia mengatakan, dengan memberlakukan dedicated terminal, akan diperoleh tiga manfaat bagi pengelola pelabuhan. Pertama, akan mampu meningkatkan produktivitas terminal, tentunya terminal ini akan menjadi pelabuhan pilihan. Kedua, membantu menurunkan biaya logistik dengan ketersediaan terminal yang didukung dengan peralatan dan produkvitas tinggi, disertai dengan pelayanan yang baik.

“Ini memberikan kontribusi pada efisiensi biaya transportasi yang ditanggung oleh pelanggan, pemilik barang/cargo owner yang pada akhirnya akan berdampak harga yang kompotitif atas komoditas ekspor di tingkat pasar global,” ujar Hambar, seperti dikutip dari Bisnis.com, Senin (19/11/2018).

Ketiga, lanjutnya, akan ada peningkatan aktivitas dan operasional pelabuhan yang diimbangi dengan produktivitas dan standar pelayanan yang baik serta berdampak pada peningkatan penghematan biaya operasional kepelabuhanan dan penghematan nilai waktu.

Hambar menjelaskan, bahwa dedicated terminal yakni pelayanan bongkar muat barang di pelabuhan sesuai dengan jenis barang yang akan dilayani di terminal tersebut yang meliputi terminal curah kering, terminal curah cair, terminal peti kemas (TPK) dan terminal umum/general cargo.(DD)