Pelindo I Terbitkan Obligasi Rp 1 Triliun

pelabuhan
Ilustrasi terminal pelabuhan Pelindo I |

PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo I) siap menerbitkan obligasi dengan nilai pokok sebesar Rp 1 triliun untuk mendukung kegiatan bisnis ke depannya. Surat berharga itu pun akan ditawarkan dalam 4 seri obligasi dengan jangka waktu yang berbeda.

Menurut Direktur Utama Pelindo I, Bambang Eka Cahyana, masing-masing obligasi yang diterbitkan terdiri dari 4 seri dengan tenor 3, 5, 7 dan 10 tahun. "Target Rp 1 triliun tersebut akan ditawarkan dengan kupon atau bunga berbeda dengan indikasi kisaran 8,25-10,25% dari empat seri obligasi yang diterbitkan," ujarnya di Jakarta, Rabu (18/5/2016).

Secara terperinci disebutkan, obligasi seri A dengan tenor 3 tahun sebesar 8,25-9%, kemudian seri B tenor 5 tahun sebesar 9-9,5%, seri C tenor 7 tahun sebesar 9,25-10% dan seri D tenor 10 tahun sebesar 9,5-10,25%.

Sedangkan untuk bunga obligasi akan dibayarkan tiap 3 bulan sesuai tanggal pembayaran bunga yang bersangkutan. Pembayaran bunga pertama dilakukan pada 21 September 2016 sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo adalah pada 21 Juni 2019 untuk seri A, 21 Juni 2021 untuk seri B, 21 Juni 2023 untuk seri C dan 21 Juni 2026 untuk seri D.

"Penerbitan obligasi merupakan langkah tepat dalam meraih pendanaan mengingat beban kupon obligasi relatif lebih rendah dibandingkan melakukan pinjaman dari perbankan," imbuhnya.

Dalam rangka penerbitan obligasi ini, Pelindo I sudah memperoleh hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang dari PT Fitch Ratings Indonesia dan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dengan masing-masing peringkat AA(idn) dan idAA. PT Mandiri Sekuritas bertindak sebagai penjamin emisi obligasi secara kesanggupan penuh (full commitment).

Selanjutnya, penggunaan dana obligasi tersebut rencananya sekitar 54% atau Rp 426,67 miliar dana yang diraih dari hasil penawaran obligasi itu untuk pengembangan infrastruktur fasilitas pelabuhan di beberapa cabang perseroan seperti Gunung Sitoli, Belawan, Tanjung Pinang, Dumai, dan Pekanbaru.

Kemudian sekitar 42% atau Rp 426,67 miliar untuk pengadaan peralatan di beberapa cabang seperti di Batam, Belawan, Tanjung Balai Karimun, Selat Malaka dan BICT (Belawan International Container Terminal), Pekanbaru, Perawang, Tanjung Pinang, Sibolga, dan Dumai.

Sementara sisanya, sekitar 0,3% atau  Rp 2,88 miliar akan digunakan untuk bina usaha perseroan di Rumah Sakit Pelabuhan berupa pengadaan klinik dan penataan rumah sakit dan 3,7% atau Rp 37,11 miliar untuk pengembangan infrastruktur teknologi informasi perseroan di kantor pusat.


(AR)