Pacu Pembangun Trans Sumatera, Hutama Karya Bakal dapat Suntikan Dana Rp9 Triliun

ilustrasi
Salah satu ruas Tol Trans Sumatera yang dikelola Hutama Karya | Dok. Hutama Karya

PT Hutama Karya (persero) atau HK, akan menerima tambahan kucuran dana untuk pembangunan proyek jalan tol Trans Sumatera sebesar Rp9 triliun. Dana dalam bentuk pinjaman sindikasi perbankan ini, rencananya akan diteken pada salah satu rangkaian acara Annual Meeting Dana Moneter Internasional (IMF) - Bank Dunia di Bali.

Signing-nya di Bali, antara 10 atau 11 Oktober, antara tanggal itu schedule-nya,” kata Direktur Utama HK, Bintang Perbowo, dalam keterangannya yang dilansir Kontan.co.id, Minggu (7/10/2018).

Bintang mengatakan, pinjaman tersebut nantinya akan digunakan untuk pembangunan Tol Trans Sumatra, yaitu ruas Pematang Panggang - Kayu Agung sepanjang 131,48 kilometer (km) dan ruas Pekanbaru - Dumai sepanjang 85 km. Adapun pinjaman sindikasi tersebut berasal dari beberapa bank BUMN dan daerah, salah satunya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).

Selain itu, HK juga akan memperoleh Penambahan Modal Negara (PMN) sebesar Rp10,5 triliun untuk penyelesaian Tol Trans Sumatra. Bintang menyebut, anggaran tersebut telah disetujui oleh DPR-RI masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019.

“Kalau enggak salah baru tanggal 18 Oktober nanti diundangkan (anggaran). Setelah itu, belum tahu juga kapan akan cair,” ujar Bintang.

Tambahan PMN itu, kata Bintang, ditujukan untuk ruas tol Simpang Indralaya - Muara Enim, ruas Tebing Tinggi - Prapat, serta ruas Medan - Aceh (Sigi).

Bank Mandiri sendiri mengaku akan menyalurkan kredit sindikasi sebesar Rp9 triliun kepada PT Hutama Karya. Penyaluran kredit itu akan dilakukan bersama dengan bank BUMN lainnya dan bank daerah. Rencananya, kredit ini akan digunakan untuk membiayai pembangunan jalan tol Trans Sumatra.

“Nanti di acara IMF, di Bali, akan ada tanda tangan beberapa proyek sindikasi pendanaan, salah satunya untuk tol trans Sumatra,” ujar Direktur Corporate Banking Bank Mandiri, Royke Tumilaar, seperti dikutip CNBCIndonesia.com, Minggu (7/10/2018).

Lebih lanjut, Royke menuturkan, total kredit sindikasi yang akan diberikan sebesar Rp9 triliun, dan akan melibatkan beberapa pemberi pinjaman, seperti perbankan Himbara, dan perbankan daerah.

“Ya kalau Himbara porsinya kurang lebih Rp 1-2 triliun lah, sisanya bank daerah sekitar Rp 250-500 miliar,” terang Royke.(DD)