Operasikan Gardu Induk Pangkalan Bun, PLN Berhemat Rp130 Miliar Setiap Tahunnya

ilustrasi
Beroperasinya Gardu Induk Pangkalan Bun | Dok. PLN

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN resmi mengoperasikan Gardu Induk (GI) Pangkalan Bun 150 kilo Volt (kV) pada Selasa (11/12/2018) lalu, dalam rangka menggenjot pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah, khususnya di Kabupaten Kotawaringin Barat.

Dengan beroperasinya GI Pangkalan Bun, kondisi kelistrikan Kalimantan Tengah (Kalteng) akan semakin andal. Ini karena sistem kelistrikan Pangkalan Bun terhubung (interkoneksi) dengan sistem kelistrikan interkoneksi Barito – Mahakam (Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur) yang saat ini memiliki surplus daya mencapai lebih dari 200 Mega Watt (MW).

Sebelumnya, pasokan listrik Pangkalan Bun disuplai sistem kelistrikan yang terpisah (isolated), di mana suplai kelistrikan sepenuhnya hanya mengandalkan Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berdaya mampu 33,65 Mega Watt (MW). Dengan sistem interkoneksi ini, maka suplai utama kelistrikan di Pangkalan Bun akan disuplai langsung dari Sistem Interkoneksi Barito – Mahakam.

Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN, Machnizon Masri, mengatakan suplai utama listrik langsung dari Sistem Barito – Mahakam ini tak hanya mencukupi kebutuhan listrik masyarakat di Pangkalan Bun yang ada saat ini, tapi juga dapat memenuhi kebutuhan energi listrik bagi para calon investor di Kabupaten Kotawaringin Barat dan sekitarnya.

“Sebagai suplai utama, sistem kelistrikan Barito tentunya dapat memenuhi permintaan kebutuhan energi listrik dalam skala besar bagi para pelaku investasi yang bergerak di bidang industri maupun bisnis,” ungkap Machnizon, dalam keterangannya yang dilansir, Kamis (13/12/2018).

Dengan beroperasinya Gardu Induk Pangkalan Bun 150 kV (kilo Volt) PLN dapat menurunkan Biaya Pokok Produksi Penyediaan (BPP) listrik di Kotawaringin Barat yang berasal dari PLTD berbahan bakar High Speed Diesel (HSD) mencapai Rp363 juta per harinya, atau dengan kata lain PLN dapat menghemat Rp130 miliar setiap tahunnya.

Sebagai informasi, total investasi yang dikeluarkan PLN untuk membangun GI Pangkalan Bun 150 kV mencapai Rp106 miliar. Sedangkan untuk mewujudkan sistem interkoneksi dengan Pangkalan Bun, PLN juga membangun infrastruktur kelistrikan lainnya yang meliputi GI Sampit 150 kV dan Tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).

Total Tower SUTT yang dibangun untuk menghubungkan GI Pangkalan Bun dengan GI Sampit sebanyak 474 Tower dengan jalur transmisi sepanjang 167 kilo meter sirkit (kms). Jalur transmisi tersebut membentang melintasi 3 Kabupaten, yaitu Kabupaten Waringin Timur, Kabupaten Seruyan dan Kabupaten Kotawaringin Barat yang meliputi 7 Kecamatan dan 20 Desa.(DD)