Miliki Pimpinan Baru, Garuda Rancang Strategi Tekan Kerugian di Bawah US$100 Juta

ilustrasi
Direktur Utama Garuda Indonesia, yang ditunjuk berdasarkan RUPSLB, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Akshara | Dok. Pelindo III

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), resmi menunjuk Ari Askhara, sebagai Direktur Utama yang baru melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada Rabu, 12 September 2018. Manajemen baru Perseroan menargetkan dapat menekan kerugian pada tahun ini hingga di bawah US$100 juta.

Dalam keterangan yang dilansir laman Perseroan, Rabu (12/9/2018), selain menunjuk Ari Akshara sebagai Direktur Utama yang baru menggantikan Pahala N Mansury yang menjabat sejak April 2017, RUPSLB 2018 tersebut juga telah menunjuk Jajaran Komisaris dan Direksi baru Perseroan pada beberapa posisi.

Pada kesempatan RUPSLB tersebut, Manajemen baru Garuda Indonesia, menargetkan dapat menekan kerugian Perseroan pada tahun ini hingga di bawah US$100 juta, setelah pada tahun lalu sempat mencapai US$213,4 juta. Target itu diharapkan tercapai melalui pembenahan struktur biaya dan efisiensi Perseroan.

Direktur Utama Garuda Indonesia yang ditunjuk berdasarkan RUPSLB, Ari Akshara, menyampaikan Direksi masih akan mendetilkan rencana strategis Perseroan di sisa tahun ini.

“Kami fokus pada transformasi human capital sehingga pegawai dapat meningkatkan layanan kepada kosumen. Kedua, improve channel-channel pendapatan baru, lalu ketiga akan redefine cost structure,” ungkap Ari, seperti dikutip Bisnis.com, Rabu (12/9/2018).

Ari menjelaskan, saat ini produk Garuda Indonesia sangat tersegmentasi sehingga Perseroan perlu merubah struktur biaya agar dapat menekan risiko saat rupiah melemah. Dia menyebut, tahun ini merupakan tahun berat bagi maskapai pelat merah tersebut karena pelemahan rupiah.

Selain itu, Ari menyampaikan, Perseroan akan mengembangkan rute-rute baru yang dinilai dapat menjadi ceruk pendapatan baru bagi Perseroan. Dia membidik penambahan 1-2 slot penerbangan ke kota-kota di China dan Jepang.

“Dengan penambahan 1-2 slot tersebut kami harapkan dapat menangkap pasar yang selama ini dikuasai kompetitor sehingga kami bisa lebih kompetitif,” jelas Ari.

Dalam waktu dekat, lanjut Ari, manajemen Garuda Indonesia juga akan melakukan evaluasi terhadap struktur hedging, menyehatkan cash flow dengan reprofiling utang, dan menyehatkan arus kas. Manajemen juga akan memeriksa potensi-potensi pendapatan dari bisnis yang selama ini dinilai bocor.

Sementara itu, Direktur Keuangan Garuda Indonesia yang ditunjuk berdasarkan RUPSLB, Fuad Rizal, menjelaskan bahwa dalam waktu dekat Perseroan akan membereskan struktur pinjaman sehingga dengan cash flow yang lebih longgar, Perseroan dapat fokus mengoptimalkan pendapatan-pendapatan dari segmen non penumpang.

Balance sheet itu nomor satu yang harus kami jalankan. Paling tidak pinjaman yang pendek-pendek ini, akan kami panjangkan dulu (durasi jatuh temponya). Kami masih cek dulu profitabiliti terakhir, baru kami lihat strategi ke depannya. Dengan cash flow yang lebih enteng, sambil kami melakukan perbaikan-perbaikan,” jelas Fuad.(DD)