PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mengantongi penyerapan dana hasil penerbitan obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I Tahap III tahun 2018 dengan hasil bersih sebesar Rp2,99 triliun. PUB I Bank Mandiri Tahap III Tahun 2018 ini, adalah bagian dari PUB I Bank Mandiri sebesar Rp14 triliun.
Seperti diketahui, pada 2016 dan 2017, Perseroan telah menerbitkan obligasi masing-masing sebesar Rp5 triliun dan Rp6 triliun melalui PUB I Bank Mandiri Tahap I dan Tahap II.
Direktur Treasury and International Banking Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, mengatakan bahwa dana hasil penawaran umum tersebut seluruhnya digunakan untuk penambahan pipeline kredit Perseroan hingga akhir 2018.
“(Serapan dana) secara blended untuk memperkuat struktur pendanaan bank, secara umum yang digunakan di seluruh segmen kredit,” ujarnya, seperti dikutip Bisnis.com, Rabu (21/11/2018).
Untuk memenuhi kebutuhan likuditas berikutnya, Darmawan menyampaikan, Perseroan belum berencana untuk menerbitkan obligasi baru dalam waktu dekat.
Sementara itu, Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo, menjelaskan bahwa perbankan nasional saat ini masih memiliki ketahanan yang cukup baik. Misalnya dari tekanan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga masalah permodalan.
Namun untuk tahun depan, ada tantangan yang masih harus dihadapi. Seperti likuiditas. “Kalau secara profitability, kredit bermasalah dan permodalan masih sangat oke. Sekarang dan tahun depan yang jadi tantangan adalah pertumbuhan dana pihak ketiga yang lebih lambat daripada kredit,” kata Kartika, dalam keterangannya yang dilansir dari Detik.com, Rabu (21/11/2018).
Menurutnya, jika kreditnya tumbuh 15% dan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) tidak bisa mendekat, maka akan menjadikan likuiditas ketat. Ini menjadi tantangan yang berat untuk perbankan. Karena itu bank harus mampu mencari sumber pendanaan dari luar DPK seperti rutin terbitkan surat utang dan sumber dana yang lain.
“Memang harus mencari dana ke yang lain jangan DPK aja. Memang ke depan DPK pasti naik, tapi margin tren menurun masih oke lah ke arah 4%,” jelas Kartika.
Sedangkan untuk tahun 2018 ini, Kartika meyakini jika kondisi bank masih kondusif. Jika dilihat dari net interest margin (NIM) masih di kisaran 5%. “Terbukti dari 2 hingga 3 bulan ini meskipun currency Rp 15.000 per dolar AS nggak pengaruh ke perbankan. Permodalan, kredit dan dana pihak ketiga (DPK) masih bagus dan harusnya secara stabilitas domestik masih oke,” imbuhnya.(DD)